Bisnis.com, TANGERANG—Penggunaan fabrikasi sebagai komponen pembangunan rumah akan semakin meningkat, seiring dengan besarnya pasar di segmen menengah ke bawah.
Direktur Marketing PT Sutera Agung Properti Boy Noviyandi menuturkan, penggunaan bahan baku fabrikasi bergantung pada segmen pasar yang dibidik dalam sebuah produk.
Dalam pengembangan hunian tapak maupun vertikal bagi kelas menengah atas, developer tentunya memilih menggunakan material batu bata. Alasannya, properti jenis ini membutuhkan detail dan komponen lebih berkualitas karena penghuni menginginkan standar kenyamanan yang cukup tinggi.
Dibandingkan batu bata, keunggulan fabrikasi ialah lebih murah, menghemat biaya pemasangan, dan efisiensi waktu. Namun, bahan ini kurang kedap suara dan tahan terhadap cuaca seperti teriknya sinar matahari.
“Secara perhitungan kasar, fabrikasi lebih murah sekitar 30% sampai dengan 40%,” tuturnya pada Bisnis.com di sela acara penutupan atap Apartemen Samata di Tangerang, Rabu (11/11/2015).
Dalam proyek perusahaan yang menyasar segmen menengah ke bawah, yakni City Gate 88 di Jakarta Barat, Sutera Agung memang berencana menggunakan teknologi precast.
Pada lahan seluas 2,1 hektare, perseroan akan membangun enam tower hunian vertikal. Dalam peluncuran produk tahun depan, Boy menawarkan dua menara berkapasitas 900 unit yang terdiri dari tiga tipe, yakni studio (21 m2), dua kamar tidur (60 m2), dan tiga kamar tidur (70 m2). Harga awal dibanderol Rp13,5 juta per m2.
Menurut, pengembangan material precast sangat sesuai dengan mayoritas segmentasi pasar properti di Indonesia, yakni menengah ke bawah. Ke depan, penggunaan material ini tentunya akan semakin meningkat.
Bisnis Properti: Penggunaan Fabrikasi Sesuai dengan Mayoritas Pasar
Penggunaan fabrikasi sebagai komponen pembangunan rumah akan semakin meningkat, seiring dengan besarnya pasar di segmen menengah ke bawah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium