Bisnis.com, JAKARTA - Semakin banyaknya produsen perangkat selular yang membuat produknya di Indonesia menunjukkan negara ini semakin menarik sebagai pilihan investasi. Pabrikasi juga menambah lapangan kerja dan mendekatkan produsen pada pasarnya.
“Selama ini kan produsen dan prinsipal sudah menikmati pasar domestik Indonesia, menarik duit dari konsumen. Kini saatnya menanam modal dan membangun pabrik ponsel,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin saat menghadiri pengumuman pabrikasi telepon pintar merek Lenovo di Jakarta, Rabu (4/11/2015) malam.
Aktivitas produksi di Indonesia, lanjut Menperin, dapat dimanfaatkan produsen sebagai salah satu keunggulan dalam memasarkan produk ke konsumen Indonesia. Sebaliknya, Kemenperin akan mengedukasi konsumen tentang ponsel-ponsel mana saja yang diproduksi di Indonesia.
“Sehingga konsumen tahu mana saja ponsel yang telah berkontribusi pada ekonomi Indonesia. Kita perlu memainkan sentimen-sentimen kedekatan atau proximity seperti itu,” ujar Saleh.
Hal ini diyakini turut merangsang prinsipal ponsel untuk melakukan pabrikasi di Indonesia dan produsen yang masih memproduksi di luar negeri diharapkan segera melakukan aksi korporasi serupa.
Sejauh ini, Indonesia adalah negara dengan populasi pengguna telepon seluler yang sangat besar. Ini terlihat dari tingginya nilai impor telepon seluler yang mencapai 60 Juta unit pada 2014.
“Untuk tahun ini, sampai dengan bulan September 2015 tercatat 26 juta unit. Ini menunjukkan jumlah importasi telepon seluler sudah mulai digantikan dengan hasil produksi dalam negeri,” papar Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan.
Turut hadir dalam acara itu, Menteri Perdagangan Thomas T. Lembong, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Senior Vice President Mobile Business Group Lenovo Chen Xudong Lenovo, Vice President Smartphone Business Lead Lenovo Asia Pacific Dilon Ye dan Country Lead Smartphone Business Division Lenovo Indonesia Adrie R. Suhadi.
Pabrikasi ini buah kerjasama Lenovo dengan Tridharma Kencana yang memiliki fasilitas fabrikasi di Serang. Pada tahap awal, dua tipe ponsel pintar yang akan diproduksi yaitu Lenovo A2010 dan A6010.
Kemenperin berharap ekspansi ini diteruskan dengan pembangunan industri komponen dalam negeri sehingga diharapkan dapat menjadi bagian dari rantai produksi produk telepon seluler dunia.
“Pangsa pasar Indonesia yang besar sudah memanjakan produsen ponsel. Saatnya kita menjadi bagian aktif industri ini dan tidak hanya menjadi penonton,” tegas Menperin Saleh Husin.
Pemerintah memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan industri komunikasi dan telematika. Juli lalu, melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian telah ditetapkan batas minimimal Tingkat Kandungan Lokal Dalam Negeri (TKDN) di ponsel 4G yang beredar di Indonesia.
Aturan ini akan berlaku efektif mulai 1 Januari 2017 dan semua smartphone 4G LTE FDD harus mempunyai kandungan lokal minimal 30 persen. Pemerintah juga mendorong tumbuhnya industri pengembang perangkat lunak dan aplikasi.
Langkah Lenovo semakin memperpanjang daftar produsen ponsel yang melokalisasi produknya. Sebelumnya belasan produsen melakukan hal yang sama yaitu merek Samsung, Oppo, Haier, IVO untuk Bolt dan Venera, Modem Bolt dan ZTE untuk Bolt, Polytron, Evercross, Advan, Axioo, MITO, Gosco, SPC dan Asiafone.
Sedangkan dari pemilik merek, terdapat Huawei Tech Investment yang menggunakan fasilitas produksi PT Panggung Electric Citra Buana dan Smartfren Telecom.