Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian menargetkan proses penghitungan ketersediaan dan konsumsi jagung untuk industri pakan ternak dapat segera diselesaikan pada pekan ini. Persoalan selisih hitung yang telah bergulir sejak Juli lalu ini diharapkan segera menjumpai titik temunya.
Direktur Pakan Ternak Ditjen Peternakan dan Kesehtan Hewan (PKH) Kementan Nasrullah mengatakan pekan ini dia dengan tim direktorat akan turun langsung ke lapangan untuk mencari sumber-sumber panen jagung untuk dapat diserap industri pakan.
“Soal jagung ini kita harapkan pekan depan sudah bisa clear. Bulog juga akan cek kapal [membawa jagung impor] yang sudah di pelabuhan, cek gudang-gudang. Minggu depan juga kita perjelas kebutuhan impornya, akan kita tentukan semua,” kata Nasrullah pada Bisnis akhir pekan lalu.
Nasrullah mengatakan untuk jagung impor yang kini telah merapat di pelabuhan, Kementan pun akan menentukan berapa volume yang dibutuhkan untuk dapat diberikan surat persetujuan pemasukan (SPP) sehingga bisa dilakukan bongkar muat.
Berdasarkan perhitungan Kementan, kebutuhan jagung untuk pakan yaitu sebanyak 503.000 ton hingga akhir tahun ini.
Sebanyak 199.364 ton masih tertahan di pelabuhan. Jika di lapangan panen sebanyak 503.000 ton tersebut ditemukan, jagung impor akan masuk ke gudang Bulog untuk dijadikan stok.
“Kondisi sekarang kan kita butuh 500.000 ton , nah ini akan segera kita cari di mana ada produksinya,” ujar Nasrullah. Nasrullah mengatakan dalam jangka panjang Bulog akan tetap dilibatkan untuk dapat mengamankan stok dan produksi jagung di dalam negeri.
Sebelumnya, Kementan dan industri pakan dalam negeri yang tergabung dalam Asosiasi Produsen Pakan Indonesia (APPI) kerap berbeda pendapat soal produksi dan kebutuhan impor jagung yang digunakan perusahaan sebagai bahan baku pakan ternak.
Pelaku usaha pakan menilai sulit untuk menemukan jagung produksi lokal dan kadar airnya kerap tidak sesuai dengan yang digunakan indstri yaitu 14%. Akbatnya, impor menjadi pilihan dengan volume per tahun mencapai rata-rata 3 juta ton.
Pada Juli lalu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman tiba-tiba meminta SPP 448.000 ton jagung impor yang telah merapat di pelabuhan ditahan. Hal itu menimbulkan reaksi dari para pelaku industri pakan yang untuk mengimpor jagung juga harus mengajukan rekomendasi pada Kementerian Pertanian.
Penahanan jagung impor kembali ditempuh Kementan pada kapal yang tiba sejak awal Oktober. Sebanyak 330.000 ton sebelumnya sudah diterbitkan SPP-nya, dan masih tersisa 199.364 ton yang belum dibongkar.