Bisnis.com, PADANG - Serikat Petani Indonesia (SPI) menilai program asuransi tani tidak tepat sasaran karena ditujukan bagi petani padi yang risikonya kecil.
Ketua Umum SPI Henry Saragih mengatakan asuransi tani mesti diberikan bagi jenis usaha tani yang resikonya besar, sehingga berdampak positif kepada petani.
“Kalau sekarang hanya untuk memperluas pasar perusahaan asuransi,” ungkapnya di Padang, Sumatra Barat, pada Jumat (30/10/2015).
Dia menilai pertanian jenis padi tidak tergolong berisiko besar karena bisa dikerjakan dengan modal kecil. Justru, menurutnya, yang paling penting diberikan asuransi tani adalah untuk komoditas yang harganya fluktuatif seperti tomat, cabai, karet, maupun kelapa sawit.
Henry menyebutkan untuk tanaman padi, sebaiknya pemerintah memberi stimulus irigasi yang memadai, bibit, dan pembinaan kepada petani. “Apalagi, harga pagi juga cukup mahal saat ini, jadi tidak perlu asuransi,” ungkap Presiden La Via Campesina itu.
Sebelumnya, pemerintah dan pelaku industri asuransi menggencarkan pemberian asuransi kepada petani padi agar terlindungi dari ancaman gagal panen.