Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Janji China Redam Perlambatan Ekonomi Dunia, Impor US$10 Triliun dan Kirim 500 Juta Wisatawan

Presiden Tiongkok Xi Jinping berjanji tidak akan ada hard landing atau pelambatan ekonomi secara mendadak yang dapat mengakibatkan guncangan terhadap ekonomi terbesar kedua di dunia itu .
Presiden China Xi Jinping/Reuters
Presiden China Xi Jinping/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA--Presiden Tiongkok Xi Jinping berjanji tidak akan ada hard landing atau pelambatan ekonomi secara mendadak yang dapat mengakibatkan guncangan terhadap ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Menurut AFP, Xi mengatakan hal itu pada Rabu (21/10/2015) saat kunjungan kenegaraan ke Inggris, yang fokus untuk memperkuat hubungan bisnis dan perdagangan.

Pernyataan itu muncul setelah data menunjukkan pelambatan pertumbuhan Tiongkok menjadi 6,9% dalam kuartal ketiga, kinerja terburuk negara itu sejak krisis keuangan 2009, dari sebelumnya terbiasa dengan pertumbuhan dua digit.

"Sebagai ekonomi dengan pertumbuhan terbesar, Tiongkok telah memasuki keadaan normal baru dalam pembangunan ekonomi," kata Xi saat Pertemuan Bisnis Inggris-Tiongkok selama perjalanannya, yang pertama oleh seorang presiden Tiongkok dalam satu dekade.

"Perekonomian Tiongkok menghadapi beberapa tekanan turun dan masalah-masalah struktural, namun penyesuaian tersebut terlihat tak terelakkan ketika ekonomi mencapai tahap tertentu setelah bertahun-tahun mencatat pertumbuhan yang tinggi."

Dia menambahkan bahwa Tiongkok akan berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan melalui konsumsi dalam negeri, bukan melalui ekspor dan investasi seperti sebelumnya

Menyoroti bobot ekonomi Tiongkok meskipun mengalami turbulensi di pasar keuangannya baru-baru ini, Xi mengatakan bahwa selama lima tahun ke depan Tiongkok akan mengimpor barang setara dengan US$10.000 miliar (US$10 triliun) dan 500 juta wisatawan Tiongkok akan bepergian ke luar negeri.

Di lain pihak, Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan sejumlah kontrak bisnis bernilai hampir 40 miliar pound (61,6 miliar dolar AS, 54,4 miliar euro) telah diumumkan selama kunjungan Xi, serta peluncuran pertama obligasi berdenominasi yuan di London karena Tiongkok berusaha untuk menginternasionalisasikan mata uangnya.

Xi mengatakan bahwa Tiongkok dan Inggris akan berkolaborasi dalam jasa keuangan, infrastruktur rel kereta api dan energi, serta sektor-sektor yang sedang berkembang seperti bioenergi, kota pintar (smart cities), teknologi informasi dan e-dagang (e-commerce).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper