Bisnis.com, BANDUNG—Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran dan Pemerintah Kab.Bandung Barat mengembangkan program klaster sayuran di Lembang, Kab.Bandung Barat guna meningkatkan kualitas, kualitas, serta kontinuitas produk holtikultura.
Apalagi, produk pertanian dari Jawa Barat untuk bisa ekspansi pasar secara lebih luas, baik itu di dalam maupun dalam negeri, dinilai masih terkendala persoalan kontinuitas pasokan di mana masalah itu kerap menjadi salah satu faktor penyebab inflasi.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jabar Rosmaya Hadi menyatakan komoditas yang seringkali muncul sebagai pemicu inflasi di Tanah Priangan adalah komoditas holtikultura seperti cabai, bawang merah, kentang, buncis, wortel, bayam, kacang panjang dan tomat.
“Untuk mengatasi hal tersebut, sebagai langkah nyata dari kami adalah dengan mengembangkan klaster agribisnis sayuran bernilai tinggi di Kecamatan Lembang,” ujarnya di sela-sela acara penandatanganan nota kesepahaman pengembangan klaster sayuran antara BI Jabar, Unpad, dan Pemkab Bandung Barat di Desa Cikidang, Lembang, Kab.Bandung Barat, Selasa (20/10/2015).
Dia menegaskan pengembangan klaster tersebut sebagai program ketahanan pangan yang juga sejalan dengan tugas Bank Indonesia yakni untuk menjaga stabilitas harga agar tidak menyebabkan kenaikan inflasi.
Tujuan kerja sama tersebut yaitu mensinergikan sumber daya dalam pengembangan klaster agribisnis sayuran, mendorong peningkatan produksi sebagai wujud program ketahanan pangan dan menjaga kestabilan harga, serta mendorong peningkatan akses ke sumber-sumber pembiayaan.
“Selain untuk meningkatkan daya tawar dan efisiensi biaya, juga menstimulasi inovasi dari sisi produksi sampai pemasarannya ke pasar modern, pasar tradisional dan pasar ekspor, serta mendorong peningkatan keahlian masing-masing anggota klaster,” urai Rosmaya.
Nota kesepahaman tersebut akan menjadi dasar bagi KPw BI Provinsi Jabar dalam pelaksanaan program pengembangan klaster agribisnis sayuran bernilai tinggi di Kecamatan Lembang maupun di Kabupaten Bandung Barat secara luas, mulai 2015--2018.