Bisnis.com, JAKART- Pelemahan sejumlah data ekonomi China kembali memicu kekhawatiran pasari.
Pasar saham dan komoditas memberikan respons lanjutan terkait melemahnya sejumlah data ekonomi China.
Saham emerging-market jatuh. Ringgit Malaysia memimpin pelemahan mata uang Asia. Ringgit melemah untuk hari ketiga. Won Korea Selatan dan rupiah juga meluncur.
Minyak mentah AS tetap di bawah US$ 47 per barel.
"Pasar masih mewaspadai pertumbuhan China," kata Irene Cheung, Ahli Strategi Mata Uang di Australia & New Zealand Banking Group Ltd seperti dikutip Bloomberg, Selasa (20/10/2015).
Penguatan dolar, ujarnya, juga bukan berarti menandakan kemungkinan kenaikan Fed Rate pada Oktober atau Desember.
“Tapi lebih merupakan kapitulasi posisi dolar jangka panjang," ujarnya