Bisnis.com, BANDUNG - Ekspor kopi luwak dari Jawa Barat sepanjang tahun ini menyusut hingga 20% menyusul langkah Vietnam yang membanting harga komoditas tersebut di pasar internasional.
Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jabar Iyus Supriyatna mengungkapkan harga kopi luwak Indonesia lebih mahal dibandingkan dengan Vietnam, sehingga ekspor menurun.
"Sebenarnya produksi kopi biasa Vietnam kurang bagus, tapi sekarang mereka menggenjot kopi luwak dengan membanting harga di kisaran Rp450.00/kg," ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (7/10/2015).
Saat ini harga pokok penjualan (HPP) kopi luwak di Indonesia di atas Rp500.000/kg, bahkan tembus Rp1 juta/kg sehingga tidak bisa bersaing dengan Vietnam.
Biasanya ekspor kopi luwak dari Jabar mencapai 1,2 ton/bulan, saat ini hanya 800 kg/bulan. "Hal ini cukup membuat para eksportir khawatir ekspor kopi luwak pada tahun depan bisa lebih anjlok," tuturnya.
Namun, pihaknya akan memacu kualitas kopi luwak dari Indonesia agar mampu bersaing dengan Vietnam meskipun harganya lebih mahal. Untuk memacu kualitas diperlukan pemeliharaan luwak yang lebih baik sehingga dihasilkan produk di atas rata-rata.
Di samping itu, untuk menggenjot ekspor pemerintah perlu memberikan insentif berupa percepatan pengurusan dokumen dan peringanan pajak.
Menurutnya, insentif tersebut dapat membantu eksportir untuk menggairahkan kembali ekspor kopi luwak pada tahun depan. "Insentif perlu diberikan secara menyeluruh agar ekspor lebih bergairah lagi," tegasnya. (Adi Ginanjar Maulana/Hedi Ardhia)