Bisnis.com, JAKARTA – Industri kaca lembaran dan pengaman belum mengalami perbaikan kinerja hingga kuartal III/2015 akibat rendahnya permintaan dan daya saing.
Yustinus Gunawan, Ketua III Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP), mengatakan bahwa meskipun belum mendapat laporan dari keselurahan anggota asosiasi, kinerja kuartal ketiga masih melanjutkan kondisi dua kuartal sebelumnya yang melambat sekitar 15%-20%.
“Kita masih sulit ekspor, sementara permintaan dalam negeri juga masih lesu. Sementara barang impor masuk. Sekarang yang terjadi adalah penumpukan stok dan pengurangan produksi,” ujarnya pada Bisnis belum lama ini.
Dia mengatakan proyek infrastruktur yang digalakkan pemerintah belum memberikan dampak apa pun. “Mungkin kalau sudah selesai baru terasa ekonomi kita bergerak maju. Berarti kebutuhan otomotif dan untuk rumah atau properti itu akan muncul. Tidak tahu apa tahun depan sudah berefek.”
Selain rendahnya permintaan, faktor daya saing juga membuat produsen lokal sulit menjajal pasar ekspor. Dia mengatakan bahwa tingginya harga gas bumi membuat produsen lokal kalah saing dengan negara pengekspor lain yang rerata sudah menurunkan harga gas hingga lebih separuh, bahkan disubsidi oleh negara.
Adapun kebutuhan kaca lembaran dan pengaman di Indonesia hampir mencapai 900.000 ton dan didominasi oleh produsen lokal. Kebutuhan tersebut merupakan 65% dari keseluruhan jumlah produksi. Sedangkan sisanya diekspor ke Asia Tenggara, Jepang, Timur Tengah dan Selandia Baru.