Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GONJANG GANJING RUPIAH: Pembangunan Proyek di Surabaya Tetap Jalan

Sejumlah pengembang di Surabaya terus memacu pembangunan proyek-proyek besarnya di Ibu Kota Jawa Timur, di tengah terpuruknya nilai rupiah. Beberapa pengembang seperti PT Greenwood Sejahtera Tbk, PT PP Properti Tbk dan AKR Land menilai pelemahan rupiah tidak berdampak besar pada nilai investasi proyek yang sedang berjalan.nn
Pengerjaan proyek apartemen./Ilustrasi
Pengerjaan proyek apartemen./Ilustrasi

Bisnis.com, SURABAYA--Sejumlah pengembang di Surabaya terus memacu pembangunan proyek-proyek besarnya di Ibu Kota Jawa Timur, di tengah terpuruknya nilai rupiah. Beberapa pengembang seperti PT Greenwood Sejahtera Tbk, PT PP Properti Tbk dan AKR Land menilai pelemahan rupiah tidak berdampak besar pada nilai investasi proyek yang sedang berjalan.

Direktur Keuangan Greenwood Sejahtera Bambang Dwi Yanto mengatakan perseroan sama sekali tidak melakukan revisi terhadap nilai proyeknya di Kota Pahlawan. Padahal, kawasan terpadu bertajuk Capital Square ini menyasar segmen atas.

Proyek yang mengintegrasikan menara apartemen, small office home office, perkantoran dan ritel itu ditaksir menelan investasi Rp1,4 triliun.

"Tidak ada revisi nilai investasi, masih Rp1,4 triliun. Kendati proyek kami masuk kategori Grade A tetapi kami tidak terlalu banyak memakai komponen impor. Jadi depresiasi rupiah tidak terlalu menganggu," katanya, Senin (21/9/2015).

Nilai investasi tersebut, paparnya, telah disesuaikan dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang menyentuh Rp14.475 per Senin (21/9/2015) siang. Menurutnya, depresiasi rupiah belum terlalu berpengaruh pada proyek yang sedang dalam tahap mulai bangun.

Berdasarkan laporan keuangan proyek, konten impor yang digunakan dalam pengerjaan Capital Square hingga tiga tahun ke depan hanya berkisar Rp80 miliar, atau 9,4% dari nilai investasi.

Kebutuhan komponen impor tersebut meliputi penyediaan elevator, eskalator, genset dan pendingin ruangan khusus untuk perkantoran. Sementara komponen lainnya didominasi oleh perabot lokal.

Lagipula, lanjut dia, komponen impor tersebut belum dibutuhkan di tahap awal bangun, melainkan di akhir pembangunan atau finishing. Jadi butuhnya belum sekarang, makanya tidak ada kenaikan kalkulasi nilai proyek. Pembelian unit impor bisa ditutup dengan marketing sales,

Meskipun begitu, pihaknya tetap menaikkan harga jual unit dari semula Rp23 juta per meter persegi ketika dipasarkan pada pertengahan tahun lalu, kini bisa tembus Rp30 juta- Rp33 juta per meter persegi. Kenaikan tersebut, tambahnya, tentu telah disesuaikan dengan daya beli masyarakat Ibu Kota Jawa Timur.

Presiden Direktur Greenwood Sejathtera Harry Gunawan menjelaskan meski harga jual dipatok sedemikian rupa, daya beli masyarakat Surabaya yang diprediksi sedang melempen terbukti salah. Pasalnya, unit apartemen dengan tipe besar yaitu dua kamar seluas 75 m2 dan tiga kamar dengan luasan 149 m2 diklaim paling laku.

Sejak pertama dipasarkan perseroan mengantongi Rp130 miliar dari 54 unit apartemen terjual dan 5 unit SOHO. Produk kami khusus mengakomodasi kaum high-end di Surabaya, katanya.

Setali tiga uang, PT PP Properti Tbk mengklaim tidak merevisi nilai investasi tiga proyeknya di Surabaya. Mereka antara lain dua proyek berjalan di Surabaya Barat yaitu Grand Sungkono Lagoon dan Pavilion Permata serta satu proyek simpanan bertajuk Grand Dharmahusada Lagoon di Surabaya Timur.

Hal ini diungkapkan oleh Project Director Grand Sungkono Lagoon Rudy Harsono kepada Bisnis belum lama ini. Dia mengatakan tidak ada instruksi dari pusat untuk merevisi nilai investasi proyek dari sisi konstruksi.

Sebenarnya, depresiasi rupiah ini tidak hanya menyebabkan harga komponen impor menjulang. Namun ada juga beberapa yang harganya jadi turun, komponen baja misalnya, tuturnya.

Dia menuturkan produk-produk baja untuk infrastruktur, besi bangunan hingga paku sedang mengalami penurunan. Harga baja turun 3,6% hinnga 12,4%.

Secara umum dampak rupiah yang semakin loyo tidak berpengaruh signifikan ke proyek. Masih sangat awal untuk mengkalkulasi ulang, masih belum kelihatan dampaknya, terangnya.

Grand Sungkono Lagoon yang berlokasi di pusat bisnis Surabaya Barat itu diperkirakan memakan investasi Rp3 triliun, seperti yang dirumuskan di agenda awal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper