Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selain Tunggu Asuransi Pertanian, Petani Juga Nantikan Toko Tani Indonesia

Selain menantikan kehadiran asuransi pertanian, petani juga menunggu realisasi program pemerintah tentang Toko Tani Indonesia.
Menteri Pertanian Amran Sulaeman (kedua dari kiri) saat berbincang dengan petani./Antara
Menteri Pertanian Amran Sulaeman (kedua dari kiri) saat berbincang dengan petani./Antara

Bisnis.com, MALANG - Selain menantikan kehadiran asuransi pertanian, petani juga menunggu realisasi program pemerintah tentang Toko Tani Indonesia.

Ide dasar dari keberadaan Toko Tani Indonesia, dinilai cukup bagus karena dapat menyangga harga komoditas pertanian agar tidak turun drastis yang menyebabkan petani merugi dan malas menanam produk yang harganya hancur tersebut.

Namun, realisasi dari Toko Tani Indonesia juga masih belum jelas.

Pendirian toko tersebut di Malang masih belum ada tanda-tanda direalisasikan.

Petani juga belum mendapaktan penyuluhan mengenai rencana pemerintah membentuk Toko Tani Indonesia.

“Masalah asuransi pertanian dan Toko Tani Indonesia pernah saya tanyakan dalam suatu acara dengan Kementerian Pertanian, namun kami masih belum mendapatkan penjelasan yang memuaskan,” ujarKepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang, Tomie Herawanto, Minggu (20/9/2015)

Karena itulah, kata dia, petani mendesak agar program-program yang pro-petani seperti asuransi usaha tani dan Toko Tani Indonesia segera dapat direalisasikan.

Dengan adanya kebijakan tersebut, maka petani lebih antusias dalam menjalankan usahanya.

Mereka tidak lagi khawatir mengalami besar saat gagal panen karena akan dapat ganti dari asuransi.

Begitu juga petani tidak takut harga komoditas yang mereka tanam harganya jatuh karena dapat diserap di Toko Tani Indonesia.

Jika upaya perlindungan pada petani dan komoditas pertanian benar-benar terealisasi, maka upaya swasembada pangan akan segera dapat terwujud karena dukungan dari petani akan nyata dan besar.

Petani menginginkan agar program-program tersebut tidak berhenti pada wacana sehingga pelaksanaannya tidak jelas kapan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper