Bisnis.com, JAKARTA – Produksi ikan laut Indonesia berpotensi terus menurun bila aktivitas pencurian ikan yang merusak ekosistem maritim tidak dihentikan.
Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Suseno Sukoyono mengungkapkan sumber daya ikan Indonesia telah berkurang, yang terparah di Laut Selatan Jawa dan Arafuru. Oleh sebab itu, dia meminta semua kalangan untuk memahami langkah pemerintah untuk menertibkan aktivitas ilegal nan merusak di laut.
“Kecepatan penangkapan ikan sudah tidak sebanding dengan reproduksi. Kalau dulu dapat ikan dengan memancing sekarang dengan teknologi yang lebih masif,” ujarnya di Jakarta, Rabu (16/9/2015).
Suseno berujar dampak paling nyata akibat penurunan itu telah dialami pelaku usaha berbahan baku ikan. Saat ini, imbuh dia, penjual pempek kian sulit mendapatkan bahan baku ikan belida dan tenggiri yang sudah jarang ditangkap nelayan.
“Saya yakin pempek yang dijual di Jakarta ini sudah memakai ikan lele karena belida dan tenggiri semakin sulit,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif WWF Indonesia Efransjah menuturkan populasi biota laut global selama 1970-2012 turun sebanyak 50%. Penurunan itu disebabkan oleh a.l. peningkatan populasi, konsumsi, serta eksploitasi merusak secara besar-besaran di laut.
Saat ini, kebutuhan ikan per kapita mencapai 19 kilogram atau naik dua kali lipat dibandingkan tiga dekade sebelumnya. Sayangnya, lonjakan kebutuhan pangan ini tidak disertai dengan konservasi ekosistem perairan.
“Kita harus memutar balik kondisi ini untuk menjamin ketahanan pangan dan sumber penghidupan penduduk,” ujarnya.