Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyerapan Anggaran Infrastruktur PUPR di Atas Rata-Rata Nasional

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan penyerapan anggaran Tahun 2015 oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebesar 33,33 persen atau senilai Rp 39,6 Triliun sangat baik karena diatas rata-rata nasional sekitar 25 persen.
Pekerja menyelesaikan pembangunan rangka baja proyek infrastruktur di Jakarta./JIBI-Dwi Prasetya
Pekerja menyelesaikan pembangunan rangka baja proyek infrastruktur di Jakarta./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan penyerapan anggaran Tahun 2015 oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebesar 33,33 persen atau senilai Rp 39,6 Triliun sangat baik karena diatas rata-rata nasional sekitar 25 persen.

Demikian disampaikan Jusuf Kalla pada saat memberikan pengarahan Rapat Kerja Kementerian PUPR yang dihadiri oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, para pejabat Kementerian PUPR dan seluruh satuan kerja Kementerian PUPR di Gedung Auditorium, Jakarta, Jumat (4/9/2015).

Wakil Presiden Jusuf Kalla juga mengatakan bahwa infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat sangat penting untuk mendukung target-target pemerintah lainnya.

“Bila irigasi tidak direhabilitasi maka hasil pertanian akan jelek,” kata Jusuf Kalla seperti dikutip Bisnis dari laman resmi Kementerian PUPR, Jumat (4/9).

Sementara itu dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur, Jusuf Kalla mengatakan Kementerian PUPR harus mempunyai perencanaan yang kuat, adanya standar, dan industri.

Perencanaan yang baik menurutnya, harus mengetahui teknologi yang berkembang saat ini, karenanya Kementerian PUPR bisa melakukan studi banding ke negara lain.

“Bila ada seminar di luar negeri harus ada yang dikirim, karena dengan teknologi justru akan terjadi penghematan,” katanya.

Percepatan pembangunan infrastruktur perlu didukung oleh industri konstruksi. Industri sendiri memerlukan standar yang dibuat pemerintah.

“Kita harus masuk industri jembatan, industri rumah dengan syarat perencanaan yang kuat dan adanya standar,” katanya.

Disamping itu, pengawasan yang ketat juga diperlukan untuk menjamin kualitas dan ketepatan waktu penyelesaian proyek-proyek infrastruktur.

Pengawas sebagai penentu kualitas akhir perlu memiliki pengetahuan proyek dan ketegasan tanpa kompromi untuk mengawasi proyek. Karenanya, menurut Jusuf Kalla perlu benchmarking pengawas.

Perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini, menurut Wapres merupakan peluang untuk membangun infrastruktur dengan biaya lebih murah dikarenakan harga baja dan aspal sebagai bahan pokoknya turun akibat turunnya harga minyak dunia.

“Tahun lalu harga minyak dunia lebih dari 100 dollar, sekarang harganya 50 dollar. Ongkos angkut mustinya juga lebih murah. Biaya sewa alat berat juga diskon karena banyak alat berat pertambangan yang menganggur,” kata Kalla.

Sebelumnya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyampaikan laporan hasil pelaksanaan Raker Kementerian PUPR dalam rangka percepatan ekonomi Indonesia.

Langkah percepatan pembangunan infrastruktur PUPR di tahun depan, kata Menteri Basuki dilakukan dengan melakukan lelang dini sejak Bulan September ini.

Setelah dilakukan lelang dini terhadap 61 proyek jalan dan jembatan di Ditjen Bina Marga senilai Rp 3,7 Triiun, akan dilanjutkan hingga Bulan Desember dengan total jumlah paket sebanyak 7.987 paket senilai Rp 54,9 Triliun.

Dengan demikian pada awal 2016, paket pekerjaan pembangunan infrastruktur sudah dapat ditandatangani dan penyerapan Bulan Januari sudah bisa mencapai 6,5 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper