Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Penurunan Produksi & Persaingan Turunkan Ekspor Cokelat Sumut

Penurunan produksi dan persaingan harga internasional dinilai menjadi pemicu utama memburuknya kinerja nilai ekspor biji coklat asal Sumatra Utara.
Febriany Dian Aritya Putri
Febriany Dian Aritya Putri - Bisnis.com 25 Agustus 2015  |  17:03 WIB
Penurunan Produksi & Persaingan Turunkan Ekspor Cokelat Sumut
Kakao - Ilustrasi

Bisnis.com, MEDAN - Penurunan produksi dan persaingan harga internasional dinilai menjadi pemicu utama memburuknya kinerja nilai ekspor biji coklat asal Sumatra Utara.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut mencatat selama Januari hingga Juli 2015, nilai ekspornya ambles 78,5% menjadi hanya US$4,35 juta dari US$20,25 juta pada periode yang sama tahun lalu. Padahal, dari sisi volume, penurunannya tak terlalu signifikan.

Disperindag Sumut juga mencatat, pada Januari-Juli 2014, volume ekspor biji coklat mencapai 5.624 ton dan menurun pada Januari-Juli 2015 menjadi 5.168 ton.

"Produksi terganggu karena panennya sedikit. Ditambah lagi, harga coklat kita cukup mahal, sementara harga bursa ekspor tetap. Selain itu, saat ini negara tujuan utamanya berkurang," tutur Kepala Seksi Hasil Ekspor Pertanian dan Pertambangan Disperindag Sumut Fitra Kurnia, Selasa (25/8/2015).

Dia memperinci, pada taun lalu, Sumut masih mengekspor biji coklat ke Malaysia, Amerika Serikat, Spanyol, dan India. Pada tahun ini, pasar utama tersebut menyusut menjadi hanya ke Malaysia dan Singapura.

"Selain itu, biji coklat Sumut juga kalah dengan produksi dari negara lain. Saat ini, pasar internasional sedang banjir kakao dari Ghana dan Pantai Gading. Mereka sedang panen raya," pungkas Fitra.

Disperindag Sumut mencatat, berdasarkan surat keterangan asal (SKA) nilai ekspor komoditas pada Januari-Juli 2015 menurun 31,21% atau menjadi US$2,1 miliar dari US$3,06 miliar pada periode sama tahun lalu.

Adapun, dari sisi volume juga merosot yakni menjadi 2,85 juta ton dari 3,26 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

coklat cokelat
Editor : Yusuf Waluyo Jati

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top