Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah segera menjalin kerjasama dengan Malaysia untuk meningkatkan ekspor crude palm oil agar punya nilai tambah.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli baru saja mendapat tugas dari Presiden Joko Widodo untuk bertemu Perdana Menteri Malaysia Najib Razak pekan depan.
“Kami diminta Presiden untuk ke Malaysia minggu depan bertemu PM Najib karena untuk palm oil Indonesia paling besar 40 juta ton, Malaysia sekitar 30 juta ton,” katanya di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (19/8/2015).
Kerjasama ini menggabungkan potensi Malaysia dan Indonesia dari komoditas CPO.
Pemerintah Indonesia berencana membangun pusat pengolahan CPO menjadi produk turunan seperti bahan baku industri sabun oleochemical.
“Jadi supaya dari Malaysia, Indonesia, kelapa sawit kita tidak hanya jual mentahnya palm oil tapi juga derivatifnya, bisa oleochemical supaya bisa diproses buat sabun, bahan margarine dan terpenting bahan bakar pesawat jet,” ujarnya.
Pabrik pengolahan Palm Oil rencananya berada dalam Kawasan Ekonomi Khusus di Kalimantan Timur. Rizal menargetkan dengan kerjasama ini Indonesia bisa jadi pemain nomor satu CPO di dunia.
“Kita akan buat KEK di Kaltim, nanti sawit dari Kalimantan,Sumatra kita bawa situ, kita proses, kita tidak jual sawit saja tapi juga turunannya,” jelasnya.