Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Listrik 35.000 MW: Rizal Ramli Siap Diskusi Di Depan Umum Dengan Wapres JK

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menyatakan siap berdiskusi di depan umum dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait target proyek pembangkit listrik 35.000 mega watt selama lima tahun.
Rizal Ramli/Antara
Rizal Ramli/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menyatakan siap berdiskusi di depan umum dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait target proyek pembangkit listrik 35.000 mega watt selama lima tahun.

Saat menghadiri sebuah acara di Gedung MPR Senayan, Wakil Presiden Jusuf Kalla  mengatakan sepatutnya menteri paham persoalan sehingga perlu mempelajari lebih dulu sebelum berkomentar. Pernyataan Wapres itupun langsung ditanggapi Rizal Ramli.

"Kalau mau paham, minta Pak Jusuf Kalla ketemu saya, kita diskusi di depan umum," ujarnya usai mengikuti rapat terbatas mengenai light rail transit di Kantor Presiden yang dihadiri Presiden Jokowi dan sejumlah Menteri Kabinet Kerja di Kantor Presiden, Selasa (18/8/2015).

Sejak dilantik menjadi Menko Kemaritiman menggantikan Indroyono Soesilo pada 12 Agustus 2015 lalu, Rizal langsung bikin heboh dengan melontarkan pernyataan terkait program pemerintahan Jokowi-JK. Salah satunya, proyek pembangkit listrik 35.000 MW tidak realistis.

Bekas Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu juga menyoal pembelian 30 pesawat Garuda Indonesia. 

Rizal Ramli mempersoalkan dana pembelian pesawat yang berasal dari pinjaman senilai $44,5 miliar.

Sebelumnya, Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki menegaskan Presiden Jokowi meminta persoalan seperti itu hendaknya dibicarakan secara internal, tidak diumbar begitu saja sehingga menjadi santapan publik dan membuat bingung masyarakat.

"Presiden juga waktu itu sudah menegur, menelepon Pak Rizal Ramli waktu itu mempermasalahkan soal pengadaan soal pesawat. Itu kan baru letter of intent (LoI), ‎penandatanganannya terlalu jauh," ujar Teten.

Jokowi menilai kritik dari menteri satu ke menteri yang lain bagus untuk koreksi, namun tidak elok jika disampaikan lewat media massa.

"Pemerintah sedang bersemangat menarik investasi, pemerintahan harus solid dan kompak," jelas Teten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhirul Anwar
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper