Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RAPBN 2016: Lebih Realistis, Pemerintah Patok Target Pertumbuhan 5,5%

Pemerintah akhirnya bersikap lebih realistis dengan mematok asumsi pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2016 pada kisaran 5,5%, lebih rendah ketimbang APBN Perubahan 2015 sebesar 5,7%.
Perkembangan indeks keyakinan konsumen dan indeks kondisi ekonomi Indonesia. / Bisnis
Perkembangan indeks keyakinan konsumen dan indeks kondisi ekonomi Indonesia. / Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah akhirnya bersikap lebih realistis dengan mematok asumsi pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2016 pada kisaran 5,5%, lebih rendah ketimbang APBN Perubahan 2015 sebesar 5,7%.

Dalam pembahasan paparan indikatif antara pemerintah dan Badan Anggaran DPR awal Juli lalu, disepakati rentang pertumbuhan pada level 5,5%-6,0%. Namun, pemerintah dipastikan mengambil angka paling bawah mengingat situasi eksternal yang kurang mendukung.

Menurut sumber Bisnis yang mengetahui masalah ini, tingkat inflasi pada RUU APBN 2016 dipatok pada 4,7%, atau lebih optimis ketimbang APBNP 2015, yaitu 5,0%.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Paman Sam dipatok Rp13.400, melesat jauh dibandingkan pada APBNP 2015 Rp12.500, sekaligus batas bawah dalam kesepakatan indikatif yang merentang antara Rp13.000-Rp13.400 per dolar AS. (lihat tabel)

Adapun, Indonesia Crude Price (ICP) ditargetkan sama seperti APBNP 2015 sebesar US$60 per barel, lifting minyak bumi meningkat tipis menjadi 830.000 barel dan gas bumi merosot jadi 1,11 juta barel setara minyak.

Dijadwalkan, Presiden RI Joko Widodo akan menyampaikan pidato Nota Keuangan di hadapan Parlemen dan penyampaian RUU APBN 2016 kepada pimpinan DPR pada Jumat (14/8) sore ini.

Perbandingan Asumsi Makro APBNP 2015 dan RAPBN 2016

  • Variabel    APBNP 2015    RAPBN 2016    
  • PE (%)      5,7    5.5    
  • Inflasi (%)    5,0    4,7
  • Rupiah (Rp/U$)    12.500    13.400
  • SPN 3 Bln (%)    6,2     5,5
  • ICP (U$/Barel)    60    60
  • Minyak (Ribu Barel)    825    830
  • Gas (Ribu Barel)    1.221    1.115

Sumber: Sumber Bisnis, diolah


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper