Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menyatakan pemerintah harus segera memperkuat sektor industrialisasi untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, sehingga tidak mudah terkena dampak gejolak ekonomi global karena mengandalkan ekspor barang mentah.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan pertumbuhan ekonomi tidak bisa hanya mengandalkan ekspor komoditas primer, seiring dengan permintaan dunia yang terus menurun dan disertai dengan harga komoditas yang terus melemah, membuat perekonomian terganggu.
Hal ini tercermin pada pertumbuhan ekonomi di beberapa daerah yang mengandalkan komoditas sumber daya alam mengalami pertumbuhan negatif dalam beberapa periode terakhir.
"Menyikapi kondisi tersebut, perlu segera dilakukan berbagai langkah yang diperlukan untuk mempercepat transformasi perekonomian melalui hilirisasi dan pengembangan kedaulatan energi," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Selasa (11/8/2015).
Strategi industrialisasi dilakukan dengan berbasis pada sumber daya alam yang tersedia di masing-masing daerah.
Upaya ini telah mulai dilakukan dengan hilirisasi dari komoditas tambang Indonesia, seperti kebijakan pembangunan smelter dan pengembangan industri petrokimia.
"Dalam konteks spasial, Kalimantan memiliki potensi besar untuk melaksanakan hilirisasi tersebut, sejalan dengan sumber daya alam yang dimilikinya, antara lain, minyak, gas, mineral, dan batubara," kata Tirta.
Hal tersebut dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk Indonesia di pasar internasional, sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memperkuat kinerja transaksi berjalan.