Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Program Bus Rapid Transit Tuntut Inovasi Pemda

Program Bus Rapid Transit (BRT) yang telah dijalankan oleh pemerintah masih konvesional, artinya masih berkutat pada proyek fisik seperti pemberian bus baru, pembangunan halte, dan penyediaan tiket elektronik.
Ilustrasi
Ilustrasi
Bisnis.com, Jakarta--Wakil Ketua Bidang Riset dan Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menilai program Bus Rapid Transit (BRT) yang telah dijalankan oleh pemerintah masih konvesional, artinya masih berkutat pada proyek fisik seperti pemberian bus baru, pembangunan halte, dan penyediaan tiket elektronik.
 
Menurutnya, pemerintah bisa membeli jasa layanan angkutan dari operator angkutan bus dengan sumber dana melalui penjualan tiket dan subsidi pemerintah atau public service obligation (PSO).
 
Seluruh biaya operasional dan perawatan sistem BRT sepenuhnya bergantung pada pendapatan dan tiket penumpang. Model bisnis konvesional ini terbukti telah membuat bangkrut bisnis angkutan umum di beberapa daerah, terangnya, Senin (3/8/2015).
 
Dia mengatakan Kemenhub perlu menyediakan landasan hukum yang memadai tentang PSO untuk angkutan umum perkotaan dan dukungan finansialnya untuk menjamin keberlanjutan sistem BRT.
 
Perlu melatih pola bisnis bagi Pemda dan Organda di daerah dengan mengikutsertakan pemilik PO yang sudah profesional garap usahanya hingga masih bertahan sampai sekarang, katanya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Veronika Yasinta
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper