Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembangan Wisata Bahari Indonesia Belum Optimal

Pengembangan pariwisata bahari Indonesia saat ini masih jauh dari potensinya yang sesungguhnya ditinjau dari kontribusinya terhadap devisa dan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).
Wisatawan Mancanegara berkunjung ke Pelabuhan Tradisional Potere, Makassar, Sulawesi Selatan/Antara
Wisatawan Mancanegara berkunjung ke Pelabuhan Tradisional Potere, Makassar, Sulawesi Selatan/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Pengembangan pariwisata bahari Indonesia saat ini masih jauh dari potensinya yang sesungguhnya ditinjau dari kontribusinya terhadap devisa dan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).

Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan pariwisata bahari hanya menyumbangkan devisa negara sebesar 10% dari total devisa sektor pariwisata atau setara dengan US$1 miliar.

“Jumlah ini kalah jauh kalau dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, wisata baharinya menyumbangkan 40% devisa dengan nilai US$8 miliar,” kata dia di Jakarta, baru-baru ini.

Begitu pun dari segi jumlah wisatawan mancanegara (wisman), kontribusi wisata bahari juga hanya 10% atau sama dengan 1 juta dari total kunjungan wisman selama 2014.

Arief memerinci, dari jumlah itu, sebanyak 60% wisata pantai atau coastal zone; 25% wisata bentang laut atau berwisata bahari dengan cruise, kapal motor atau yacht; dan 15% wisata bawah laut seperti snorkeling dan diving.

Dia menyayangkan kondisi tersebut. Menurutnya, potensi pariwisata bahari yang dimiliki Indonesia sangat tinggi, bahkan terbesar di dunia dengan jumlah 17.504 pulau dan garis pantai sepanjang 95.181 km.

“Kalau ambil Malaysia sebagai benchmark, kita memiliki 33 destinasi daerah utama penyelaman dan sekitar 400 operator sementara Malaysia hanya 11 destinasi dan sekitar 100-130 operator tetapi kenapa sumbangan devisanya lebih besar?,” kata dia.

Lebih lanjut, Arief menuturkan pengembangan wisata bahari menjadi fokus Kementerian. Dia membidik peningkatan penerimaan devisa dan wisman bisa bertambah hingga empat kali lipat pada 2019.

BERSINERGI


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper