Bisnis.com, JAKARTA - Pelonggaran loan to value (LTV) dan perluasan giro wajib minimum (GWM) diragukan efektif memacu pertumbuhan kredit di tengah pelemahan permintaan pasar.
Ekonom Standard Chartered Bank Eric Sugandi mengatakan pelonggaran LTV dan perluasan ketentuan GWM merupakan kebijakan dari sisi suplai kredit perbankan. Kebijakan itu tidak akan bekerja jika permintaan kredit melambat terpengaruh perlambatan ekonomi.
"Walaupun ada tawaran pinjaman, tapi kalau enggak banyak yang minat, pertumbuhan kredit tidak serta-merta melonjak," kata Eric saat dihubungi, Senin (13/7/2015).
Eric mengapresiasi kedua kebijakan makroprudensial Bank Indonesia itu, tetapi otoritas harus realistis dengan ekspektasi tentang pertumbuhan kredit. Apalagi, lanjutnya. investasi swasta masih lesu.
Kecuali, kata dia, pemerintah agresif mewujudkan proyek-proyek infrastruktur mulai semester II/2015 dan banyak menarik pinjaman dari perbankan domestik.