Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Ekonomi Melambat, 1.000-an Buruh Pabrik Jateng Kena PHK

Sekitar 1.000-an buruh pabrik di Jawa Tengah hingga saat ini telah dikeluarkan dari pekerjaan atau terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan karena dampak perlambatan ekonomi Indonesia.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, SEMARANG - Sekitar 1.000-an buruh pabrik di Jawa Tengah hingga saat ini telah dikeluarkan dari pekerjaan atau terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan karena dampak perlambatan ekonomi Indonesia. 

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng Frans Kongi menyebutkan PHK yang menimpa sekitar 1.000-an karyawan mayoritas berasal dari industri tekstil dan industri besi baja.

Menurutnya, pengusaha sudah berusaha untuk mempertahankan nasib karyawan agar tidak terjadi PHK besar-besaran pada tahun ini. Namun faktanya, kondisi ekonomi domestik yang juga dialami ekonomi global membuat pengusaha angkat tangan. 

Frans mengakui pengusaha tidak bisa berdaya saing karena dampak rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat serta melonjaknya harga bahan baku komoditas tertentu akibat harga bahan bakar minyak (BBM) tidak stabil. 

“Tahun ini cukup berat bagi pengusaha. Apalagi melihat kondisi ekonomi negeri kita seperti ini. Jalan satu-satunya ya PHK massal,” papar Frans, Senin (6/7/2015). 

Pihaknya mengakui sejumlah pengusaha lokal tidak bisa berdaya saing menghadapi serbuan produk impor yang membanjiri mal dan pasar-pasar tradisional. Akibatnya, lanjut Frans, para pengusaha terpaksa menghentikan semua proses produksi alias gulung tikar. 

Perusahaan yang paling terdampak yakni garmen dan industri tekstil. Di samping itu, industri padat karya banyak mengerem produksi dibandingkan dengan menggenjot produksi kendati mendekati lebaran.

“Bayangkan saja. Pengusaha lokal impor bahan baku dengan harga yang sudah mahal. Sementara, di sini ada barang serupa dengan harga murah, pasti sini kalah,” katanya.

Kendati tidak sedikit karyawan di-PHK, paparnya, pengusaha berkomitmen untuk memberikan pesangon sesuai dengan kemampuan perusahaan. Pasalnya, tidak semua perusahaan mampu memberikan uang pesangon ditengah kepailitan usahanya. 

“Kami mengimbau kepada pengusaha yang melakukan PHK untuk memberikan pesangon kepada karyawan,” ujarnya. 

Frans mendesak kepada pemerintah pusat untuk secepatnya merealisasikan program pembangunan infrastruktur guna mendukung pertumbuhan ekonomi. 

Dia mengatakan para pengusaha akan mem-PHK lebih banyak lagi apabila pemerintah turun tangan mengatasi masalah ini.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo membenarkan adanya ancaman PHK besar-besaran yang menimpa para buruh. Kendati demikian, pihaknya belum menyebut jumlah karyawan yang di-PHK oleh perusahaan. 

Politisi PDIP ini hanya mengakui ada perusahaan yang bertahan di tengah kelesuan ekonomi Indonesia. Adapula, perusahaan yang kolaps dan terpaksa mem-PHK karyawannya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khamdi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper