Bisnis.com, SURABAYA – Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya melakukan sosialisasi kelestarian sumber daya hayati hewani dan nabati dari ancaman serangan hama dan penyakit hewan karantina (HPHK).
Selain itu, juga ancaman organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) dan pengawasan lalu lintas komoditas pertanian segar yang memenuhi standar keamanan pangan. Sosialisasi tersebut dilakukan di Terminal Penumpang PT Pelindo III (Persero) Cabang Gresik.
Sosialisasi tersebut dihadiri para penumpang KM. Express Bahari 8E. Selama acara, Balai Besar Karantina memberikan pemahaman pentingnya melindungi kekayaan alam Indoenesia dari penyakit hewan dan tumbuhan yang masuk ke wilayah Indonesia.
“Bibit-bibit benih yang dari luar negeri harus diperiksa terlebih dulu ke karantina, untuk dilakukan pengecekan apakah benih tersebut membawa dampak negatif dan benih tersebut bisa dipertanggungjawabkan,” jelas Kepala Bidang Pengawasan dan Penindakan Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Amir Hasannudin dalam keterangan resmi Pelindo III, Kamis (2/7/2015).
Amir menjelaskan maraknya kasus flu burung yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, mendasari kegiatan wajib lapor atas segala lalu lintas unggas kepada karantina untuk mengcegah penyakit berbahaya unggas yang dapat menular ke manusia.
Salah satu penumpang mengatakan bahwa di Pulau Bawean, kera bebas berkeliaran masuk ke kampung dan juga terdapat beberapa tanaman yang hilang, yangi jelas mengganggu aktivitas warga serta merugikan terutama saat sedang panen.
“Kita harus ciptakan solusi bersama, agar kera bisa dilindungi sehingga tanaman tetap aman. Maka bekerjasama dengan Polisi Hutan untuk mengatasi hal tersebut, merupakan salah satu alternatif guna meminimalisir tanaman warga yang diusik," terang Amir.