Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat rendemen tebu di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur merosot tajam sehingga produktivitas gula rakyat turut menurun yang menyebabkan petani merugi.
Soemitro Samadikoen, Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), mengatakan saat ini rata-rata rendemen tebu di wilayah Jawa hanya berkisar 5%, merosot tajam jika dibandingkan dengan kondisi pada periode 10 tahun lalu ketika rendemen masih dapat mencapai angka 7%.
“Sekarang rata-rata rendemen tebu di Jawa hanya sekitar 5%, sehingga tingkat produktivitas sangat menurun,” ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (29/6/2015).
Soemitro menambahkan kondisi ini menyebabkan petani merugi. Semakin rendah tingkat rendemen, maka semakin kecil pendapatan petani.
Sebagai ilustrasi, jika tingkat rendemen 5%, maka dari 100 ton tebu hanya dapat dihasilkan sekitar 5 ton gula. Dalam kondisi seperti ini, petani akan semakin merugi jika harga gula jatuh.
“Jika tingkat rendemen hanya 5%, harga gula tidak boleh kurang dari Rp10.000 per kg,” katanya.
Soemitro berharap pemerintah dapat secara khusus memberikan perhatian untuk meningkatkan rendemen gula petani melalui perbaikan pabrik-pabrik gula, terutama yang beroperasi di wilayah Jawa. Ketika kualitas pabrik meningkat, rendemen tebu akan turut meningkat.