Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia tidak berkeberatan dengan penerapan pungutan plus bea keluar sawit. Namun, asosiasi berharap efektivitas pungutan itu bisa segera dirasakan industri sawit nasional.
Ketua Umum Gapki Joko Supriyono mengatakan pelaku usaha memang harus 'berkorban' dulu dengan membayar pungutan di tengah pelemahan harga sawit yang persisten.
Namun, dia berharap pengembalian langsung pungutan kepada pelaku usaha dapat memperbaiki situasi, melalui kegiatan riset, peremajaan kembali tanaman sawit, dan pembenahan sumber daya manusia.
"Kami harapkan akan ada situasi di mana semuanya menikmati. Kami mendorong agar ini segera diimplementasi sehingga buktinya cepat," ucap Joko, Kamis (25/6/2015).
Namun, dia menilai kebijakan itu tidak serta-merta akan mengerek harga sawit. Seperti diketahui, sebagian pungutan sawit akan digunakan untuk menyubsidi biodiesel untuk mengembangkan bahan bakar nabati itu di dalam negeri.
Jika produksi minyak sawit diserap oleh industri biodiesel dalam negeri, maka pasokan ke pasar internasional berkurang. Dengan demikian, harga naik. "Tentu enggak ada jaminan kalau nanti harga akan naik karena faktor harga kan banyak, bukan hanya karena suplai semata-mata," ujar Joko.