Bisnis.com, JAKARTA - Konsumen Indonesia semakin gemar melakukan transaksi online. Apalagi nilai transaksi jual beli berbasis online (e-commerce) yang terus bertumbuh dan tahun ini diperkirakan sebesar Rp115 triliun tentu menjadi kue bisnis yang sangat menggiurkan bagi pelaku usaha.
Hampir semua pelaku usaha gencar berbisnis di dunia maya, termasuk pebisnis di bidang perjalanan wisata. Hal ini membuat usaha agen perjalanan wisata (travel agent) terus bertumbuh.
Berbagai perusahaan rintisan online (startup) baru pun bermuculan bagai jamur di musim hujan. Startup tersebut memilih ranah online travel agent yakni agensi atau perantara penjualan produk tiket, voucher hotel, atau jasa pengurusan dokumen perjalanan.
Klikhotel.com adalah satu di antara sekian banyak startup yang sudah cukup lama membidik peluang bisnis online travel agency (OTA).
Perusahaan yang berbasis di Bandung ini sudah berdiri sejak akhir 2010 dengan core bisnis pemesanan kamar hotel dan mulai 2015 berkembang dengan penambahan menu reservasi tiket pesawat.
Teddy Sugianto, salah satu pendiri Klikhotel.com, menyatakan bisnis tersebut dia dirikan bersama dua rekannya Yulius Lukmana, dan Niko Ibrahim. Kendati tak punya latar belakang bidang perhotelan, mereka percaya diri merambah bisnis agensi karena melihat potensi pasarnya.
Dia memprediksi, dalam waktu 5-10 tahun mendatang, jasa akomodasi akan menjadi salah satu pilar industri utama dalam perekonomian Indonesia. Hal ini mulai dirasakan sejak dua tahun terakhir yang terlihat dari pertumbuhan hotel-hotel yang sangat pesat.
Meski enggan menyebutkan jumlah modal yang dikeluarkan, dia mengatakan jumlahnya relatif lebih kecil dibanding online travel pada umumnya. Modal terbesarnya saat itu dinvestasikan pada infrastruktur perangkat sederhana yang fiturnya terus dikembangkan.
Klikhotel.com kerja sama dengan para pengelola akomodasi seperti hotel, villa, guest house, apartemen. Dari tiap tamu yang dikirimkan kepada partner, klikhotel.com akan mendapat komisi.
“Dengan sistem komisi ini, kata dia, hotel diuntungkan karena tidak dibebankan biaya apapun untuk bergabung di Klikhotel.com,” kata dia kepada Bisnis.com.
Di sisi lain, pihak perhotelan juga menyenangi kerja sama tersebut karena OTA lebih proaktif dan kreatif melakukan promosi untuk meningkatkan tingkat hunian hotel dibandingkan dengan jasa travel agent konvensional.
Besaran laba yang didapat klikhotel.com bervariasi. Namun, menurut Teddy, persentasenya tidak sampai dari setengah alokasi biaya promosi perhotelan yang rata-rata berkisar 20%-40% dari pendapatan online.
“Margin laba yang diambil juga relatif kecil dalam arti penghematan besar bagi hotel yang bisa memahami fungsi kami sesungguhnya bagi mereka,” tuturnya.
Selama menjalankan bisnis tersebut, Teddy mengaku menemui beberapa kendala, mulai dari membangun fondasi awal bisnis yang kuat, pengelolaan sumber daya manusia, hingga mencari cara pintar untuk mengelola arus kas sambil tanpa mengorbankan kesehatan keuangan partner hotel.
“Tantangan lainnya yakni berinovasi dalam aktivitas branding yang efektif tanpa membutuhkan dana besar. Tapi yang jelas, semua tantangan itu cukup seru,” lanjutnya. []