Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Libur Lebaran 2025, Okupansi Kamar Hotel Masih Lesu

Jika tingkat keterisian pesawat penuh atau mencapai 100%, maka ada kemungkinan tingkat okupansi hotel ikut penuh.
The Papandayan
The Papandayan

Bisnis.com, JAKARTA — Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) mengungkapkan tingkat hunian hotel atau okupansi hotel masih lesu jelang hari raya Idulfitri 2025. Hal ini salah satunya dipicu oleh pelemahan daya beli masyarakat.

Ketua Umum PHRI Hariyadi B. Sukamdani mengatakan tingkat okupansi hotel secara rata-rata nasional mengalami perlambatan sekitar 30% dibanding tahun lalu. 

“Okupansi hotel, kami mencatat sampai H-14 [Lebaran] kalau di hotel menunjukkan perlambatan 30% dibanding tahun lalu,” ujarnya dalam konferensi di Hotel Grand Sahid Jaya, Sabtu (22/3/2025).

Di sisi lain, Hariyadi juga melihat tingkat keterisian atau load factor di sejumlah maskapai penerbangan. Menurutnya, jika tingkat keterisian pesawat penuh atau mencapai 100%, maka ada kemungkinan tingkat okupansi hotel ikut penuh.

“Jadi kalau itu fully booked ya kemungkinan sama lah [tingkat okupansi hotel] kayak [periode Lebaran] tahun lalu,” katanya. 

Kondisi berbeda kemungkinan terjadi untuk daerah-daerah yang menjadi tempat tujuan mudik seperti Solo, Malang, Yogyakarta. Hariyadi mengatakan, tingkat okupansi hotel di daerah-daerah ini kemungkinan mencapai sekitar 80%-100% pada libur Lebaran 2025.

Namun, pihakya tidak dapat memperkirakan apakah kondisi akan terus berlanjut hingga libur panjang berakhir. 

Apalagi, libur kali ini cukup lama lantaran libur adanya dua hari raya yang berdekatan yakni Tahun Baru Saka 1947 atau Nyepi pada 29 Maret 2025 dan Idulfitri 1446H/2025 M pada 1 April 2025, yang dilanjutkan dengan cuti bersama hingga 7 April 2025.

Dia menilai terdapat kemungkinan masyarakat mengurangi waktu liburnya imbas pelemahan daya beli.

“Kemungkinan orang perpendek liburnya karena yang kita khawatirkan adalah daya beli, makin lama liburan, ongkosnya makin banyak,” ucap Hariyadi. 

Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran berpedapat Lebaran tahun ini menjadi tantangan bagi industri hotel dan restoran. Maulana menyebut, cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini telah menghambat beberapa akses jalan di sejumlah titik.  

Beberapa destinasi di Indonesia juga kemungkinan terdampak imbas cuaca buruk sehingga ini menjadi tantangan bagi para pelaku usaha di industri ini. Belum lagi, kata dia, masyarakat yang menjadi korban bencana akibat curah hujan yang cukup besar kemungkinan akan menahan diri untuk melakukan perjalanan. 

“Jadi, kita mesti melihat lagi ke depan apakah hal-hal ini akan mengganggu pergerakan wisatawan nusantara itu akhirnya. Tapi sampai saat ini kita masih optimistis itu bisa akan ada dampaknya,” tuturnya kepada Bisnis.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper