Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PHRI Sumut: Baru 15% Karyawan Hotel Tersertifikasi

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatra Utara mencatat dari lebih dari 10.000 orang karyawan hotel, baru 15% di antaranya yang sudah mendapatkan sertifikat profesi.
Lobi hotel/Ilustrasi-Bisnis
Lobi hotel/Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, MEDAN - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatra Utara mencatat dari lebih dari 10.000 orang karyawan hotel, baru 15% di antaranya yang sudah mendapatkan sertifikat profesi. Adapun, sertifikasi dinilai penting untuk meningkatkan daya saing menjelang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Ketua PHRI Sumut Denny Wardhana menyebutkan industri perhotelan Sumut sangat tertinggal soal sertifikasi. Oleh karena itu, pada kepengurusan PHRI yang baru, sertifikasi menjadi salah satu program prioritas.

"Kabar terakhir yang kami dapatkan dari BNSP [Badan Nasional Sertifikasi Profesi] dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Sumut mendapatkan jatah 1.000 sertifikat. Tentu ini jauh dari cukup. Tapi kami akan program sertifikasi bertahap. Selain itu, kami juga sedang meminta kelonggaran untuk penerapan wajib sertifikat pada 2016, karena kita termasuk terlambat," ucap Denny, Kamis (25/6/2015). 

Denny menilai minimnya karyawan hotel yang telah mendapatkan serfitikat di Sumut karena kurang edukasi dan sosialisasi. Padahal proses sertifikasi tersebut telah di Sumut telah dimulai sejak 2-3 tahun belakangan. Namun, hotel-hotel tidak tertarik karena belum merasa sertifikasi sebagai kebutuhan.

Dia menilai masalah sertifikasi ini ancaman tersendiri. Saat ini, satu-satunya hotel yang 70% karyawan telah disertifikasi adalah Garuda Plaza Hotel.

Bagi lulusan SMK Perhotelan atau Akademi Pariwisata, sertifikasi sudah termasuk dari program belajar mereka, sementara bagi karyawan kan belum. Ini yang selalu kami dorong. Apalagi pada tahun depan, izin dan standarisasi hotel berbintang yakni dari minimal sertifikasi karyawan 50%," ujar Denny.

Tak hanya mendorong perhotelan Sumut, PHRI, lanjut Denny juga tengah meminta dukungan Pemprov Sumut untuk menerbitkan regulasi yang berpihak pada karyawan hotel lokal dibandingkan dengan tenaga kerja asing.

Denny mencontohkan untuk perhotelan, tenaga kerja asal Thailand dan Filipina saat ini memiliki kualitas lebih tinggi. Tanpa regulasi dan kepedulian dari Pemprov Sumut, tenaga kerja perhotelan Indonesia khususnya Sumut akan kesulitan bersaing.

Dia menambahkan pada saat ini bahkan perhotelan di Medan masih jauh tertinggal dari Bandung, Makassar, dan Batam. Perhotelan Sumut juga diimbau tidak dapat terlalu berharap dengan jatah sertifikasi dari pemerintah dan melakukan sertifikasi independen.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper