Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan nilai impor non migas Indonesia pada Mei 2015 mencapai US$9,53 miliar.
Kepala BPS Suryamin mengatakan apabila dilihat dari perkembangannya terhadap April 2015, peningkatan terbesar dialami oleh golongan kapal laut dan bangunan terapung senilai US$337,8 juta atau sebesar 1.304,48%.
"Lalu peningkatan impor diikuti golongan gula dan kembang gula mencapai US$39,3 juta atau 38,27%, barang dari besi dan baja mencapai US$37,1 juta (13,09%), sisa industri makanan US$36 juta (16,48%), dan buah-buahan US$22,1 juta (46,14%)," ujarnya di Gedung BPS, Senin (15/6/2015).
Sementara itu, penurunan impor non migas terjadi pada golongan mesin dan peralatan mekanik sebesar 16,53% atau US$310,1 juta.
Golongan besi dan baja juga menurun senilai US$227,6 juta atau 36,72%, mesin dan peralatan listrik US$161,4 juta atau 11,77%, kendaraan bermotor dan bagiannya senilai US$83,6 juta atau 17,82%, dan binatang hidup senilai US$46,3 juta atau 52,14%.
Suryamin menambahkan secara kumulatif, impor non migas pada Januari hingga Mei 2015 mencapai US$50,44 miliar, turun sebesar US$5,4 miliar atau 9,68% dari periode yang sama tahun sebelumnya mencapai US$55,85 miliar.
"Dilihat peranannya terhadap total impor non migas Indonesia Januari hingga Mei 2015, 10 golongan barang memberikan kontribusi 50,79%," katanya.
Seperti diketahui, nilai impor Indonesia pada Mei 2015 mencapai US$11,61 miliar atau turun 8,5% dibanding April 2015.
Hal tersebut disebabkan oleh penurunan nilai impor migas dan impor non migas masing-masing US$255,8 juta (10,95%) dan US$760,8 juta (7,39%).
Secara kumulatif nilai impor Januari hingga Mei 2015 mencapai US$60,97 miliar atau turun 17,90% dibanding periode yang sama tahun 2014.
Kumulatif nilai impor terdiri dari impor migas US$10,52 miliar atau turun 42,83% dan nonmigas US$50,45 miliar atau turun 9,68%.