Bisnis.com, JAKARTA - Kendati kondisi ekonomi di kuartal I kurang menggembirakan, industri kaca nasional di paruh kedua tahun ini diprediksi akan membaik seiring dengan mulai dicairkannya anggaran belanja pemerintah (APBN-P 2015), terutama untuk proyek-proyek infrastruktur.
Putra Narjadin, Ketua II Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) Indonesia, mengatakan berjalannya proyek-proyek infrastruktur memberi peluang bagi industri-industri terkait, seperti properti dan otomotif, untuk menggenjot penjualan yang pada akhirnya juga berdampak pada meningkatnya permintaan kaca.
“Prospek industri kaca di Indonesia tidak bisa lepas dari kondisi beberapa sektor industri, terutama properti dan otomotif,” katanya dalam siaran pers, Jumat (5/6/2015).
Putra menambahkan sektor properti dan otomotif juga terkena dampak melambatnya perekonomian dalam negeri yang hanya tumbuh 4,7% di kuartal I 2015, di bawah target pemerintah sebesar 5,7%.
Menurutnya, industri kaca bergantung pada permintaan dari sektor properti dan otomotif sebagai pasar utama bagi produsen kaca. Karena itu, tumbuhnya sektor infrastruktur khususnya properti dan konstruksi serta sektor otomotif akan meningkatkan penjualan kaca. Begitu pula sebaliknya.
Saat ini, sekitar 70%-80% pasar kaca nasional diserap oleh sektor properti dan konstruksi. Sisanya, sebesar 20% untuk melayani permintaan industri otomotif.
Sementara itu dari segi tujuan pasar, selain dalam negeri, industri kaca nasional juga menjual ke pasar luar negeri, seperti Asia Tenggara, Jepang, Timur Tengah, dan Selandia Baru dengan porsi ekspor 30%-40% dari produksi nasional.