Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah didesak untuk segera membentuk badan sejenis Badan Layanan Umum (BLU) untuk menghentikan pemotongan sapi betina produktif yang masif dilakukan di beberapa wilayah Indonesia.
Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana menyampaikan sepanjang tahun ini diperkirakan ratusan ribu betina produktif bahkan betina bunting dipotong untuk memenuhi kebutuhan daging masyarakat.
“Sapi betina produktif itu dipotong karena harganya memang lebih murah dari sapi jantan. Pemerintah memasukkan puluh ribuan ekor indukan tahun ini, tapi di sisi lain tidak aware dengan tingginya pemotongan sapi betina,” jelas Teguh di Jakarta, Rabu (3/6).
Teguh merincikan, berdasarkan data yang Badan Pusat Statistik (BPS), ada 14,5 juta populasi sapi betina produktif pada sensus 2011 lalu.
Populasi tersebut anjlok hingga 12 juta setahun kemudian. Padahal, populasi sapi betina produktif seharusnya naik 5% setiap tahunnya.
Untuk itu, Teguh meminta Muladno, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan PKH) yang per 1 Juni lalu dilantik untuk mulai mengoreksi angka dan data terkait, untuk dapat benar-benar mencapai target swasembada.