Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 belum mencapai batas atas target sebesar 6,2%.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2016 sebesar 5,8% hingga 6,2%.
Senior Economist Mandiri Institute Andry Asmoro mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berkisar antara 5,6% hingga 5,8% pada 2016.
"Kami masih ke arah forecast 2016 belum sampai ke 6,0% untuk pertumbuhan ekonomi, masih di antara 5,6%-5,8% untuk 2016," ujarnya di Gedung BI, Rabu (20/5/2015).
Ekonomi Indonesia 2016 berpotensi tumbuh 5,8% karena ditopang anggaran belanja modal pemerintah yang dikeluarkan lebih awal dan investasi juga diperkirakan akan meningkat.
"Tahun depan pemerintah sudah tidak harus rombak APBN jadi APBNP. Tahun ini, APBN 2016 bisa diajukan dari awal November atau Oktober 2015 sehingga Desember selesai dan pemerintah bisa lebih cepat belanja sehingga kuartal II/2016 semua jalan. Tidak ada perubahan nomenklatur antar lembaga kementerian dan mendorong belanja modal lebih kenceng," tutur Andry.
Ditambah lagi, lanjutnya, bank sentral Amerika Serikat (AS) the Fed sudah menaikkan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate pada tahun ini sehingga volatilitas pasar akan terjaga di tahun depan.
“Tapi ada risiko kalau ekspansi pemerintah belum berjalan dan ekonomi AS masih melambat lagi, atau harga minyak naik lagi. Kalau harga premium juga akan naik, inflasi juga naik yang membuat bertumbuhan ekonomi sekitar 5,8% tahun depan," kata Andry.