Bisnis.com, JAKARTA - Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Bobby R. Mamahit mengatakan Indonesia masih memerlukan eksistensi pelra dalam menunjang kegiatan logistik.
Untuk itu, dia masih mempertimbangkan kajian terkait kapal pelra yang masih tradisional dan terbuat dari kayu disamping akan membangun beberapa dermaga rakyat. Sementara itu, penggunaan bahan seperti besi untuk pelra akan mengubah aturan yang melingkupi pelra.
"Sedang kami bahas [pelra] dan akan tetap rakyat, tapi tidak kapal modern. Kalau modern, aturannya juga modern, kalau bahan besi juga modern," katanya seusai menghadiri Seminar Nasional Kemaritiman di Gedung Kemenhub, Jakarta, Senin (18/5/2015).
Ketua DPP Pelra Sudirman Abdullah menuturkan bahwa pembuatan kapal baru terkendala pada bahan baku utama yakni kayu. Untuk menyiasati hal itu, dia berpendapat kapal pelra dapat menggunakan besi pada bagian bawahnya dan kayu pada bagian atasnya.
Dia berharap agar pemerintah memberikan bantuan untuk pengadaan kayu dengan menyediakan hutan khusus yang kayunya diperuntukkan bagi pembuatan kapal pelra.
"Kita sih mau besi, tapi mereka kan butuh kajian, untuk sementara masih tetap berjalan yang ada ini. Sudah lama kita usulin besi dibawah, kayu diatas. Tapi perlu kajian dan aturan," ucapnya. []