Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Popularitas Merosot, Presiden Jokowi Bilang: Kalau 3-4 Tahun Tak Berubah, Coret Saja Saya

"Perubahan memang sakit di depan. Perubahan membutuhkan pil pahit, pengorbanan dan kesabaran. Popularitas saya juga turun, saya tidak peduli itu. Tetapi lihat, kalau tiga atau empat tahun lagi terus begini saja, ya coret saja saya," ujar Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo (kanan) menyapa Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam Rakernas PAN di Jakarta, Rabu (6/5/2015)./Antara-Fanny Octavianus
Presiden Joko Widodo (kanan) menyapa Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam Rakernas PAN di Jakarta, Rabu (6/5/2015)./Antara-Fanny Octavianus

Bisnis.com, JAKARTA - Bagi pemerintahan yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, tahun ini adalah proses konsolidasi mikro dan perubahan berbagai regulasi, dan diharapkan tahun depan akan mulai jalan.

Dan dalam 3-4 tahun ke depan, Presiden Jokowi berjanji, sudah akan kelihatan hasilnya di berbagai sektor, terutama infrastruktur, pangan, energi dan kesejahteraan rakyat.

Saat ini, kata Presiden, adalah periode perubahan yang menyakitkan bagi sebagian orang, terutama setelah pemerintah memangkas subsidi bahan bakar minyak yang berdampak pada kenaikan harga-harga.

"Tetapi, ruang gerak (pemerintah) menjadi luas setelah dana yang dihemat besar untuk membiayai infrastruktur," ujarnya saat berdiskusi dengan media di Istana Negara, Selasa (5/5) malam.

Penjelasan Presiden Jokowi itu mirip dengan pidato yang disampaikan pada kesempatan  sebelumnya, saat Presiden  mengatakan sejak pergantian pemerintahan hingga kuartal pertama tahun ini adalah periode perubahan, di mana terdapat dampak jangka pendek yang menyakitkan.

"Perubahan memang sakit di depan. Perubahan membutuhkan pil pahit, pengorbanan dan kesabaran. Popularitas saya juga turun, saya tidak peduli itu. Tetapi lihat, kalau tiga atau empat tahun lagi terus begini saja, ya coret saja saya," ujar Presiden Jokowi saat berpidato pada acara PWI di TVRI beberapa waktu lalu.

(BACA: Presiden Jokowi Yakin Kuartal II Jadi Titik Balik Ekonomi)

Pil pahit itu, menurut Presiden Jokowi, antara lain karena pemerintah menghapus subsidi bahan bakar minyak yang berdampak pada kenaikan harga-harga, yang dirasakan berat oleh sebagian masyarakat.

Tetapi dampak penghapusan subsidi itu memberikan hasil positif berupa ketersediaan anggaran tambahan ratusan triliun setiap  tahun untuk membangun infrastruktur, energi, kesehatan dan pendidikan, katanya.

(BACA: Ini yang Dilakukan Pemerintah untuk Mendongkrak Ekonomi) 

Presiden bahkan berharap media tetap menuliskan kritik yang pedas untuk menjalankan fungsi kontrol. "Tak apa sekarang saya banyak dikritik. Tulis yang pedas-pedas, nggak apa-apa karena buat saya seger-seger saja. Yang pedas itu  menyegarkan," kata Jokowi.

Pemerintah, katanya, perlu ada kontrol dalam bekerja. "Harus ada kontrol, yang kerja harus dikontrol [supaya bekerja benar]," ujar Presiden Jokowi.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Budisusilo
Editor : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper