Bisnis.com, WARSAWA - Pemerintah akan mengoptimalkan keberadaan Paviliun Indonesia pada Expo Milano 2015 sebagai ajang promosi produk Indonesia, kendati ada keterlambatan kedatangan material promosi saat pembukaan ekspo tersebut.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menjelaskan pemerintah akan memastikan bahwa event tersebut dapat berlangsung maksimal. "Milan Expo justru kita dorong dan kita manfaatkan. Bahwa ada hambatan, bukan berarti itu gagal," katanya, Senin (4/5/2015).
Penegasan Mendag itu sekaligus menjelaskan berbagai kritik terhadap keberadaan Paviliun Indonesia pada Expo Milano 2015. Beberapa kalangan menilai saat pembukaan ekspo itu, Paviliun Indonesia tidak maksimal karena material display belum dapat ditampilkan saat acara pembukaan pada 1 Mei lalu.
Penyebabnya, produk yang akan dipakai untuk display sebanyak 6 kontainer masih terhalang proses bea dan cukai Italia. Karena saat pembukaan belum siap, Paviliun Indonesia sementara ditunda untuk kunjungan publik. "Keterlambatan ini karena banyak barang yang belum keluar," jelasnya.
Karena itu, Mendag Rachmat akan kembali ke Milan setelah usai kunjungan resmi ke Polandia, untuk memastikan bahwa dapat diatasi. Semula, Mendag akan melanjutkan kunjungan ke Turki setelah dari Polandia. Namun unjungan ke Turki dibatalkan
"Saya ingin memastikan persoalan yang dihadapi bisa diatasi karena masih ada 6 kontainer yang belum masuk. Kita akan bantu percepat barangnya untuk masuk," ujarnya.
Menteri Rachmat menjelaskan, proyek Paviliun Indonesia dalam keikutsertaan di Expo Milan dikerjakan oleh Koperasi Pelestarian Budaya Nusantara (KPBN) di bawah koordinasi Didi Petet. "Karena membawa nama Indonesia, pemerintah akan memayungi, dan menjaga," katanya.
Menteri menambahkan masih ada kesempatan untuk memaksimalkan keikutertaan dalam pameran itu karena berlangsung enam bulan. "Pameran ini yang tangani swasta. Tetapi karena ada nama Indonesia, kita mendampingi," turutnya.
"Ini kesempatan dan sarana untuk promosi. Kalau masyarakat di Eropa menanyakan tentang Indonesia dan produk-produk Indonesia, bisa dijelaskan lewat Paviliun Indonesia itu," katanya.
Menurut Mendag, konsep pameran di Paviliun Indonesia justru sangat bagus, terkait dengan tema besar tentang energi dan pangan. "Hanya saja, di finishing-nya saja yang belum selesai [saat pembukaan]," ujarnya.
Dia menyebutkan sejumlah produk perusahaan dapat dilibatkan untuk mengoptimalkan pameran mulai dari makanan, kopi, tekstil dan lainnya.
Tema Paviliun Indonesia adalah "Stage of the World". Disain bangunan paviliun sendiri didominasi arsitektur rotan, dengan konsep bangunan yang mengadopsi bubu penangkap ikan, seluas sekitar 1.175 meter persegi. World Milano Expo sendiri digelar di atas areal seluas 110 ha di kawasan Rho, sekitar 30 menit dari pusat kota Milan di sebelah barat.
Program utama yang diharapkan mampu menjadi daya tarik adalah World Ocean Day, Indonesia National Day, dan Indonesia Coffee Week.
Pameran universal World Expo Milano (WEM) 2015 dijadwalkan berlangsung 1 Mei hingga 31 Oktober tahun ini, dengan perkiraan jumlah kunjungan lebih dari 26 juta turis dan pelaku bisnis.
Pameran ini ditargetkan meningkatkan perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa menjadi US$50 miliar pada 2019 mendatang.
BACA JUGA: Indonesia Perkuat Penetrasi Pasar Ekspor ke Eropa