Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perindo) siap masuk ke wilayah terpencil untuk menopang sektor perikanan di wilayah itu.
Direktur Utama Perum Perindo Agus Suherman mengatakan hal ini menjadi momentum bagi perusahaannya untuk berkembang.
Apalagi, sejak Perum ini bermetamorfosis pada 2013, perusahaan plat merah ini diminta untuk mengembangkan usahanya di bidang perikanan lain, seperti penangkapan, pengangkutan, pengolahan, pemasaran, hingga budidaya. Sebelumnya, Perindo hanya bergerak di bidang jasa pelabuhan perikanan.
Dikasih kesempatan sekarang, momentumnya sekarang, kalau tidak kami ambil momentum itu hilang, ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (16/4/2015).
Agus menambahkan beberapa wilayah yang akan dimasukinya tahun ini adalah Wanam di Papua, Pulau Benjina di Kepualauan Aru Maluku, Simelu di Aceh, Ambon, Natuna di Kepualuan Riau, dan seterusnya.
Dia menjelaskan pihaknya hanya akan melakukan penjemputan terhadap hasil tangkapan ikan nelayan di sana. Ikan-ikan ini kemudian akan diangkut menuju Merauke atau Jakarta.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan akan mendorong Perindo untuk mengadakan kapal angkut.
Kapal-kapal ini ditujukan agar bisa mengambil ikan hasil tangkapan nelayan di wilayah terpencil yang sudah terindikasi ada praktik illegal fishing oleh oknum perusahaan.
Kita mau ada Perindo yang jemputin ikan-ikannya, kalau perusahaannya tutup. Kalau tidak tutup ya kita akan bangun. Misal di Merauke, katanya.
Pasalnya, Susi menilai wilayah terpencil sulit dijangkau orang, sehingga praktik pencurian ikan serta tindakan kriminal lain, seperti perdagangan manusia (human trafficking), perbudakan (slavery), dan penyelundupan (smuggling), mudah dilakukan.
Oleh karena itu, dia tidak lagi menginginkan ada investasi perikanan di wilayah yang belum dijangkau oleh pemerintah, seperti wilayah terpencil itu. Sebagai gantinya, Perindo akan didorong untuk mengangkut hasil tangkapan ikan di wilayah itu.