Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Strategi Mendag Agar Surplus Dagang Berlanjut

Kementerian Perdagangan akan memperluas pasar ekspor dan menegaskan pemberlakuan Standar Nasional Indonesia pada produk impor agar capaian surplus neraca perdagangan dapat berlanjut.
Rachmat Gobel/Antara
Rachmat Gobel/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan akan memperluas pasar ekspor dan menegaskan pemberlakuan Standar Nasional Indonesia pada produk impor agar capaian surplus neraca perdagangan dapat berlanjut.

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan membuka peluang pasar merupakan salah satu kunci yang akan dilakukan di tengah melemahnya harga komoditas di pasar global. Strategi itu diharapkan dapat meningkatkan nilai ekspor Indonesia.

Berdasarkan laporan BPS, neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2015 mencatat surplus US$1,13 miliar. Adapun nilai ekspor sebesar US$13,71 miliar dan impor US$12,58 miliar.

Surplus tersebut meningkat 53% dibandingkan Februari 2015. Namun kinerja ekspor kuartal I/2015 yang mencapai US$39,13 miliar turun 11,67% dibandingkan kinerja ekspor kuartal I/2014.

"Kita akan membuka peluang-peluang pasar, tradisional maupun yang nontradisional," tuturnya di Kantor Presiden, Rabu (15/4/2015).

Membuka peluang pasar, kata Gobel, juga terkait dengan produk unggulan ekspor Indonesia yang mengalami hambatan di pasar tujuan ekspor. Salah satunya, produk kelapa sawit (CPO) yang dikenai hambatan tarif di pasar Uni Eropa.

"Kita harus ada lakukan upaya melobi dengan Uni Eropa. Apalagi kita lagi memulai perundingan CEPA [comprehensif economic partnership agreement]," kata Gobel.

Dengan CEPA, Gobel optimistis Indonesia dapat kemudahan fasilitas mengekspor barang ke Benua Biru itu. Kemudahan serupa diperoleh Vietnam yang lebih dulu meneken perjanjian CEPA dengan Uni Eropa.

"Kedua kita mengajak para pengusaha untuk membuat nilai tambah produk-produk dalam negeri. Karena sekarang untuk mengatasi lemahnya ekspor, perdagangan berupaya supaya kita tidak defisit nonmigas. Caranya, menahan adanya surplus," lanjutnya.

Sementara itu untuk meredam impor, Kemendag akan memperkuat pemberlakuan standar nasional Indonesia (SNI) terhadap produk-produk impor yang masuk ke Indonesia.

"Kita juga justru akan memperkuat SNI. Jangan nanti justru pasar dunia turun, semua barang diekspor ke kita. Karena kita ini lemah pengontrolan pasarnya," pungkasnya.

Merujuk laporan BPS, impor Indonesia sepanjang Januari-Maret 2015 sebesar US$36,70 miliar atau turun 15,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper