Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Rotan Tuntut Pemerintah Serius Berantas Penyelundupan

Kalangan pengusaha industri kerajinan rotan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menuntut keseriusan pemerintah dalam membasmi dugaan penyelundupan bahan baku yang disinyalir masih marak sehingga menghambat pertumbuhan ekspor rotan domestik.
Sektor usaha dalam negeri yang memiliki orientasi ekspor seperti kerajinan rotan di Cirebon perlu mendapat dukungan masyarakat sehingga neraca perdagangan bisa surplus./Bisnis.com
Sektor usaha dalam negeri yang memiliki orientasi ekspor seperti kerajinan rotan di Cirebon perlu mendapat dukungan masyarakat sehingga neraca perdagangan bisa surplus./Bisnis.com

Bisnis.com, CIREBON—Kalangan pengusaha industri kerajinan rotan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menuntut keseriusan pemerintah dalam membasmi dugaan penyelundupan bahan baku yang disinyalir masih marak sehingga menghambat pertumbuhan ekspor rotan domestik.

Sejak pemerintah melarang ekspor bahan baku dengan menerbitkan Permendag No 35/M-DAG/PER/11/2011, sejumlah negara pesaing Indonesia dalam produk rotan dan furniture, seperti China dan Malaysia masih tetap bisa produksi padahal 85% bahan baku rotan di dunai berasal dari Indonesia.

Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Cirebon, Sumartja mengatakan pihaknya memberikan apresiasi terhadap sejumlah kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan ekspor rotan dan furniture akan tetapi hal tersebut dirasa masih kurang jika dugaan penyelundupan bahan baku masih tetap terjadi.

Dia menuturkan jika larangan ekspor bahan baku berjalan dengan maksimal maka saat ini negara-negara pesaing produk kerajinan rotan akan berhenti produksi karena sudah tidak memiliki pasokan bahkan baku.

“China dan Malaysia misalnya, kedua negara itu mendapat bahan baku rotan dari Singapura, apakah negara itu [Singapura] punya hutan?,” katanya, Selasa (14/4/2015).

Sumartja mengungkapkan selama negara pesain produk kerajinan rotan furniture masih tetap bisa produksi, dugaan adanya penyelundupan bahan baku rotan dari Indonesia masih terjadi karena dengan ditutupkan keran ekspor bahan baku seharusnya ekspor rotan domestik tumbuh pesat.

“Ekspor rotan furniture domestik mengalami pertumbuhan sejak ekspor bahan baku dilarang, akan tetapi nilainya belum fantastik,” ujarnya.

Sumartja menambahkan untuk jumlah ekspor rotan furniture dari Kabupaten Cirebon hingga kuartal I/2015 rata-rata di kisaran 1.500 kontainer/bulan dan hal itu masih belum mencapai target 2.000 kontainer/bulan seperti yang dinginkan kalangan pengusaha.

Ketika ditemui terpisah di Cirebon, Peneliti Ekonomi Senior Bank Indonesia Piter Abdullah menyatakan sektor usaha dalam negeri yang memiliki orientasi ekspor seperti kerajinan rotan di Cirebon perlu mendapat dukungan masyarakat sehingga neraca perdagangan bisa surplus.

“Pelemahan nilai rupiah terhadap dolar AS semakin parah akibat impor terlalu banyak, maka sektor usaha yang orientasinya ekspor perlu didorong,” paparnya. []


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maman Abdurahman
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper