Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Atlas Iron Ltd. Hentikan Produksi Bijih Besi

Atlas Iron Ltd., pemasok bijih besi keempat terbesar di Australia, akan menghentikan seluruh operasinya bulan ini sebagai respons atas jatuhnya harga komoditi tersebut ke level terendah dalam 1 dekade terakhir.
Pabrik baja /Bisnis.com
Pabrik baja /Bisnis.com

Bisnis.com, MELBOURNE - Atlas Iron Ltd., pemasok bijih besi keempat terbesar di Australia, akan menghentikan seluruh operasinya bulan ini sebagai respons atas jatuhnya harga komoditi tersebut ke level terendah dalam 1 dekade terakhir.

Atlas Iron menjadi perusahaan yang paling terdampak dari jatuhnya harga bahan baku pembuatan baja tersebut yang disebabkan membanjirnya pasokan dan lesunya permintaan dari China sebagai konsumen terbesar.

Perusahaan yang memasok 6,9 juta metrik ton bijih besi sepanjang paruh kedua tahun lalu tersebut menyatakan bahwa operasinya sudah tidak memungkinkan untuk dianjutkan kembali. Oleh karena itu, mereka akan masuk dalam fase perawatan dan pemeliharaan sambil menunggu kondisi pasar membaik.

Menurut perusahaan yang berbasis di Perth tersebut, proses diskusi terkait rencana penghentian operasinya dengan para kreditur telah dimulai.

Rencananya, produksi dari Webber akan berhenti minggu depan, sedangkan proyek Abydos dijadwalkan berhenti dua pekan lagi. Adapun tambang Wodgina akan ditutup akhir bulan ini.

"Ini merupakan keputuan yang sangat sulit karena akan berdampak pada banyak tenaga kerja yang berpengalaman," ujar Managing Director Atlas Iron Ken Brinsden seperti dikutip Bloomberg, Jumat (10/4/2015).

Adapun perusahaan tersebut saat ini mempekrjakan sekitar 575 staf dan kontraktor.

Sepanjang tahun lalu, bijih besi telah anjlok hingga 59% akibat para produsen besar seperti BHP Biliton dan Vale SA Brasil terus meningkatkan produksi mereka. Padahal, permintaan dari China terus menyusut.

Seperti diketahui, Australia dengan Rio Tinto Goup dan BHP Biliton Ltd. merupakan eksportir terbesar bijih besi. []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lucky Leonard
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper