Bisnis.com, JAKARTA—Reserve Bank of Australia mempertahankan tingkat suku bunga di level 2,25% dan menyatakan dolar Australia masih akan terdepresiasi pada periode ke depan.
RBA hari ini mengeluarkan pernyataan kebijakan moneter bulanannya. Bank sentral Australia tersebut mempertahankan tingkat suku bunga Australia bertahan di 2,25% dan menyatakan akan menjaga suku bunga pada level tersebut (steady) dalam beberapa waktu ke depan.
“Dewan memutuskan selayaknya tingkat suku bunga dijaga pada level saat ini untuk beberapa waktu ke depan,” kata Gubernur RBA Glenn Stevens seperti dikutip dari situs resmi RBA, Selasa (7/4/2015).
Namun, dia menegaskan kebijakan pelonggaran moneter masih bisa dilakukan untuk menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi dan inflasi konsisten dengan target RBA.
Stevens menambahkan depresiasi mata uang Australia berpotensi semakin terdepresiasi terhadap dolar AS seiring dengan pelemahan harga komoditas ekspor utama Australia.
“Harga komoditas telah merosot dalam setahun terakhir, untuk beberapa komoditas dengan sangat tajam. Harga produk ekspor utama Australia juga melemah dan membuat kinerja perdagangan Australia semakin lemah,” katanya.
Kurs dolar Australia yang lebih rendah, jelas Stevens, dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan ekonomi.
Dolar Australia anjlok 1,29% ke 0,7690 per dolar AS pada pukul 11.51 WIB dan telah merosot hampir 6% sepanjang tahun ini.