Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arifin Panigoro Sambangi Presiden Jokowi, Promosikan Sawah Modern

Pendiri kelompok usaha Medco, Arifin Panigoro mengusulkan pengembangan sawah modern dengan teknologi canggih untuk meningkatkan produksi beras di dalam negeri.
Arifin Panigoro/Bisnis
Arifin Panigoro/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri kelompok usaha Medco, Arifin Panigoro mengusulkan pengembangan sawah modern dengan teknologi canggih untuk meningkatkan produksi beras di dalam negeri.

Menurut Arifin Panigoro selaku Pendiri Medco Foundation, sawah modern yang keseluruhan prosesnya menggunakan mesin dapat menghasilkan 8 ton gabah kering per hektare, sedangkan sawah yang digarap secara manual memproduksi 6,9 ton per hektare.

“Sawah modern ini dikelola secara mekanis saja, jadi 5.000 hektare sawah hanya dikerjakan oleh 100 orang. Atau satu orang untuk 50 hektare, proses menanam sampai memanen dibantu oleh alat,” katanya di Komplek Istana Kepresidenan, Senin (6/4).

Arifin menuturkan sawah modern sebenarnya sudah diterapkan di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Vietnam, dan Thailand. Syaratnya, lahan yang digunakan untuk sawah modern harus datar agar dapat menerapkan alat dan teknologi yang diperlukan.

Sawah modern membutuhkan waktu sekitar 100 hari sejak masa menanam untuk panen. Setelah itu, lahan bekas sawah itu harus diselingi dengan menanam jenis tumbuhan lain seperti kedelai, untuk menjaga kesuburan lahannya.

“Kalau nanti Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan ke Papua, saya akan mengundang beliau memanen dari sawah modern, karena saat ini sedang panen di sana,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Arifin juga menyebutkan sawah modern membutuhkan investasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sawah biasa. Jenis sawah tersebut juga mengurangi penggunaan tenaga kerja, karena menggantikannya dengan mesin dan teknologi.

Meski demikian, pengembangan sawah modern di Papua diharapkan mampu membantu pemerintah memenuhi kebutuhan beras. Pasalnya saat ini pengembangan sawah di Jawa terkendala oleh kurangnya pasokan air dan lahan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lili Sunardi
Editor : Yusran Yunus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper