Bisnis.com, JAKARTA - Isi kotak hitam pesawat Airbus A320 Germanwings yang jatuh di Pegunungan Alpen, mengungkap upaya yang tak kenal lelah dari kapten pilot Patrick Sondheimer untuk merebut kembali kendali pesawat dari tangan kopilot Andreas Lubitz.
Berdasarkan transkrip yang diterbitkan oleh koran Jerman, Bild, edisi 29 Maret 2015, kapten Patrick Sondheimer berteriak 'Buka pintu sialan!' ketika kopilot pembunuh, Andreas Lubitz, sengaja mengarahkan pesawat dengan 150 penumpang itu ke jurang pegunungan Alpen, Prancis.
Kemarin, terungkap bahwa Lubitz berada di ujung tanduk, karena ia takut bahwa memburuknya penglihatan matanya akan membuat dia kehilangan izin pilot.
Tim investigasi juga menemukan sobekan catatan dokter yang tidak mengizinkan dia bekerja saat kecelakaan itu terjadi.
Permintaan terakhir yang tampak putus asa dari kapten pilot Germanwings muncul lewat transkrip kotak hitam. Data rekaman kotask hitam mengungkapkan adanya upaya berulang kali dari kopilot Andreas Lubitz yang menyarankan agar kapten pilot Sondheimer untuk pergi ke toilet.
Rekaman itu menyebutkan, Lubitz menyarankan kapten Patrick Sondheimer untuk pergi ke toilet kapan saja yang ia suka. Lubitz mengatakan kepada kapten dia akan mengambil alih kontrol pesawat. 'Anda bisa pergi sekarang', kata Lubitz dalam transkrip seperti yang dikutip harian Inggris, Daily Mail, 29 Maret 2015.
Adapun Sonderheimer bergabung dengan Germanwings pada Mei 2014. Namun dia telah mengabdi dengan Lufthansa, perusahaan induk Germanwings, dan anak usaha maskapai penerbangan carter, Condor, yang berbasis di Frankfurt, Jerman, selama lebih dari sepuluh tahun.
Menurut sumber yang enggan disebutkan namanya kepada NBC News, Sabtu, 28 Maret 2015, Patrick memiliki pengalaman lebih dari 6.000 jam menerbangi model A320 Airbus yang jatuh pada Selasa, 24 Maret 2015. Kedua pilot dilatih di pusat pelatihan penerbangan Lufthansa di Bremen, Jerman.
Lubitz tidak meninggalkan catatan bunuh diri. Namun jaksa di Jerman yang ikut menginvestigasi kasus kecelakaan yang menewaskan semua penumpang pesawat tersebut mengatakan mereka menemukan sobekan catatan dokter yang tidak mengizinkan dia bekerja. Pihak Germanwings mengatakan pihaknya tidak menerima catatan sakit saat hari kecelakaan itu.
Penyidik tidak merinci penyakit atau mengatakan apakah sakit yang diderita oleh Lubitz berhubungan dengan mental atau fisik. Salah seorang sumber mengatakan kepada The New York Times dan The Wall Street Journal pada Sabtu, bahwa Lubitz diperiksa terkait masalah penglihatan yang mempengaruhi kemampuannya bekerja.
Sebelumnya, data perekam suara kokpit menyebut Lubitz dan kapten berbicara secara alami dan, “Memiliki percakapan yang sangat normal," kata jaksa Brice Robin awal pekan ini. Tepat sebelum 10.30 waktu setempat, tutur Robin, kapten meninggalkan kokpit, yang mungkin ke kamar mandi. Kontrol pesawat pun di tangan Lubitz.
Beberapa menit kemudian, menurut Robin, Lubitz mengarahkan pesawat turun ke level yang tidak disetujui. Kapten berusaha mendapatkan kembali kendali pesawat melalui pintu ganda yang terkunci. Dia berteriak kepada rekannya dan menggedor pintu kokpit, tapi Lubitz tidak pernah menjawab.
Lubitz tidak mengatakan apa pun dalam delapan menit terakhir menjelang kecelakaan, hanya terdengar napasnya. Peringatan ketinggian muncul saat pesawat mendekati puncak gunung. Suara berikutnya yang lebih kuat: gedoran pintu di kokpit. Suara terakhir sebelum pesawat menabrak gunung hanya jeritan penumpang.
PESAWAT GERMANWINGS JATUH: Dokter Sudah Larang Kopilot Terbang
Isi kotak hitam pesawat Airbus A320 Germanwings yang jatuh di Pegunungan Alpen, mengungkap upaya yang tak kenal lelah dari kapten pilot Patrick Sondheimer untuk merebut kembali kendali pesawat dari tangan kopilot Andreas Lubitz.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium