Bisnis.com, JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melakukan kerja sama promosi investasi dengan Japan External Trade Organization (Jetro) saat kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi ke Jepang.
Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan penandatangan nota kesepahaman (MoU) itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas promosi potensi investasi Indonesia di kalangan investor Jepang serta memfasilitasi proses realisasi investasi kedua negara.
"Fasilitas tersebut selain bentuk fasilitasi pencarian mitra bagi investor Jepang yang ingin mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Sebaliknya, diharapkan ada solusi hambatan investasi yang dialami investor dalam proses realisasi investasi," ujarnya dalam keterangan tertulis, diterima Bisnis, Senin.
Dia menjelaskan peningkatan kapasitas ini penting untuk mendukung orientasi BKPM ke depan memberikan end to end service kepada investor, sejak merencanakan investasi, mengurus aplikasi perizinan dan melakukan fasilitasi ketika merealisasikan investasi hingga ke daerah.
Untuk memperkuat penetrasi kantor perwakilan BKPM di Tokyo untuk menarik minat investor Jepang, akan ada komunikasi bisnis untuk berbagi informasi kebijakan dan pemanfaatan publikasi berkala.
Kantor perwakilan BKPM, lanjut dia, dapat memiliki medium yang pasti untuk menjaring minat dan mengawal komitmen investor Jepang menanamkan modal di Indonesia.
Data BKPM menunjukkan sepanjang periode 2010-2014 realisasi investasi Jepang di Indonesia mencapai US$12,10 miliar. Dalam kurun waktu tersebut, Jepang selalu masuk lima besar negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia.
Bahkan pada tahun 2013 Jepang menjadi negara terbesar dalam realisasi investasi ke Indonesia senilai US$4,7 miliar.
Namun, pada tahun 2014, Jepang berada di urutan kedua negara yang menanamkan modalnya di Indonesia dengan nilai investasi US$2,7 miliar.
"Kami berharap kerjasama dengan JETRO dapat meningkatkan kembali investasi Jepang ke Indonesia. BKPM menargetkan realisasi investasi Jepang tahun 2015 sebesar US$3,42 miliar," katanya.