Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi logistik dan forwarder Indonesia (ALFI) melakukan kerjasama dengan PT.Kereta Api Indonesia (KAI) untuk mengoptimalkan layanan pengangkutan kontener melalui KA pada jalur Jakarta-Cikarang Dry Port (CDP)-Surabaya dalam rangka mengurangi beban jalan raya di pantai utara Jawa (Pantura) serta memberikan pilihan alternatif bagi pebisnis.
Ketua Umum DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, kerjasama tersebut sudah dituangkan melalui MoU antara ALFI Jawa Barat dan PT.KAI pada akhir Februari 2015 sebagai terobosan dalam solusi percepatan pendayagunaan moda transportasi kereta api dengan kontainer, yang akan dimulai pada triwulan pertama tahun ini.
“Rute awal adalah Jakarta-CDP-Surabaya. Menurut rencana layanan ini akan direalisasikan dalam triwulan pertama 2015, dengan jadwal dua hari sekali dengan kapasitas 1.200 TEUs (twenty foot equivalent units) per bulan,” ujarnya kepada Bisnis, hari ini, Rabu (18/3/2015).
Yukki mengatakan, pemilik barang dan pengusaha logistik perlu diberikan tawaran alternatif pada semua moda yang tersedia dan potensial dalam rangka menekan cost logistik guna meningkatkan daya saing komoditi.
“Saat ini, selain profesionalitas SDM, komitmen efisiensi dalam bisnis logistik menjadi penentu memenangi persaingan menjelang pelaksanaan Asean Economy Community 2015. Jadi kita mesti melakukan terobosan-terobosan dengan melakukan efisiensi pengangkutan tiap moda transportasi,” paparnya.
Pekan lalu, Pelindo II berkolaborasi dengan Pelindo III meluncurkan paket layanan angkutan laut kontener murah (port to port) rute Jakarta-Surabaya dan sebaliknya berbiaya Rp.2 juta/kontener ukuran 20 kaki.
“Kami juga mengapresiasi paket layanan angkutan laut murah yang diluncurkan Pelindo II dan III itu.Dengan PT.KAI juga kita lakukan terobosan yang sama supaya semakin banyak pilihan bagi pemilik barang untuk mengurangi kepadatan di jalur Pantura, dan biayanya juga lebih efisien ketimbang melalui angkutan truk,” tuturnya.
Yukki mengatakan, saat ini kondisi sarana jalan nasional belum seimbang dengan kapasitas maupun volume barang yang di angkut melalui moda transportasi darat atau truk. Selain itu, resiko pengangkutan via trucking masih menghantui dengan banyaknya fisik jalan rusak sehingga rawan kecelakaan, maupun terjadinya kejahatan pembajakan.
Dia mengatakan, jika dilihat dari faktor ekonomis dan efisiensi truck lebih fleksibel secara operasional namun tidak ekonomis lagi pada beberapa kondisi, sehingga safety stock terhadap level inventory barang di gudang manufaktur tinggi. “Belum lagi menyangkut antrian truk di pelabuhan Priok yang tidak terkendali sehingga biaya penumpukan dan bongkar muat semakin mahal,” tuturnya.
KONSOLIDATOR
Dikonfirmasi Bisnis hari ini, Rabu (18/3), Ketua ALFI Jawa Barat, M.Nuh Nasution mengatakan, ALFI Jawa Barat akan berperan sebagai konsolidator volume untuk mengoptimalkan layanan kereta api barang (kontainer) rute Jakarta-CDP-Surabaya berkapasitas 1.200 TEUs perbulan tersebut.
Dia mengatakan, terobosan ini menjadi bagian dari rencana strategis ALFI Jawa Barat untuk memberikan alternatif angkutan barang sebagai solusi untuk meningkatkan kepastian terhadap kecepatan pengiriman, efisiensi biaya, dan optimalisasi kapasitas angkut.
Nuh mengatakan, ALFI berkepentingan untuk membangun dan mengembangkan sistem logistik terpadu yang efektif, efisien namun tetap memberikan daya tarik bagi pelaku industri logistik secara umum sejalan dengan program system logistik nasional (Sislognas) RI.
Dia mengatakan, PT KAI saat ini sudah memiliki area/lahan di posisi strategis untuk mendukung angkutan barang dengan sejumlah fasilitas pendukung seperti alat bongkar muat dan gudang.
Bahkan, imbuhnya, manajemen PT.KAI sudah memproyeksikan pertumbuhan angkutan barang melalui moda KA pada tahun 2015 mencapai 50,3 juta ton, dengan rincian angkutan komoditi batubara sebanyak 32,2 juta ton, bahan bakar minyak (BBM) 1,36 juta ton, peti kemas 9,2 juta ton, general kargo 0,64 juta ton, semen sebanyak 4,68 juta ton dan komoditi lainnya sebanyak 2,2 juta ton.(K1)