Bisnis.com, BANDUNG—Perkembangan industri di kawasan Aerocity Majalengka masih mengalami perlambatan akibat infrastruktur jalan yang belum selesai sebagai akses transportasi.
Wakil Ketua Kadin Jabar Bidang Industri Dedy Widjaja menyatakan belum rampungnya akses transportasi, seperti tol Cipali dan Cisumdawu membuat investor galau. Sebab, jika akses transportasi ada kepastian maka para investor bisa langsung investasi di Aerocity.
"Kami masih mengharapkan jalan tol segera selesai. Karena, akses yang ada sekarang seperti jalan sekitar Cadas Pangeran Kabupaten Sumedang itu sangat sempit dan banyak truk," ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (12/3/2015).
Begitu juga dengan daerah kawasan Jatinangor yang padat, hingga pasar-pasar yang harus dilalui, seperti Pasar Tanjungsari.
Menurut Dedi, hal tersebut memperlambat perkembangan karena jarak tempuh menuju lokasi menjadi sangat lama yakni mencapai 2-3 jam dari Kota Bandung, meskipun sebenarnya tidak begitu jauh.
Kendati demikian, Dedi menyebutkan aktivitas di sekitar kawasan Aerocity sudah mulai beroperasi, meskipun tidak tepat di dalam kawasan tersebut. Industri yang sudah beroperasi di sana yakni 10 industri yang bergerak di sektor.
Dia melanjutkan prospek kawasan industri di kawasan Aerocity sangat cerah mengingat upah minimum kabupaten/kota (UMK) yang masih di kisaran Rp1,2 juta.
“Dengan pengelompokan ini maka pengaturan UMK akan lebih mudah. Dibandingkan ketika semua industrinya bercampur dalam satu daerah, tetapi nilai upahnya tidak sesuai karena satu sisi bisa terlalu tinggi dan sisi lain bisa terlalu rendah jika misalnya diperuntukan ke industri padat modal,” ungkapnya.
Selain itu, industri di kawasan Aerocity diharapkan memacu aktivitas Bandara Kertajari. Pasalnya, pengiriman barang hasil industri dengan cargo akan lebih cepat dilakukan menggunakan pesawat udara.
Wakil Ketua Apindo Jabar Ari Hendarmin mengatakan pembangunan industri di kawasan Aerocity, Majalengka, terbilang jauh dari penyelesaian, karena anggaran masih belum cukup.
Pembangunan kawasan ini sebenarnya telah mendapatkan bantuan pemerintah pusat dan Pemprov Jabar. Namun, masih dirasa kurang. "Kawasan industri estate-nya belum apa-apa, karena fasilitasnya saja banyak yang belum ada. Listrik, air, keamanannya belum ada," ujarnya.
Saat ini di kawasan tersebut memang ada beberapa perusahaan, tapi bukan di area Aerocity. Menurut Ari, penyelesaiannya masih sangat lama dan belum dapat diprediksi.
Ari menjelaskan pembangunan Aerocity terbagi dua aspek, industri estate dan akses yang meliputi bandara dan pelabuhan. "Bandara sudah hampir terlihat bagaimana jadinya nanti. Begitu juga dengan pelabuhan yang sudah mulai,"ujarnya. [Adi Ginanjar Maulana/Afif Permana]