Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan kebijakan energi Indonesia belum memikirkan rencana jangka panjang.
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan kebijakan energi nasional masih berupa perencanaan jangka pendek untuk menyelesaikan masalah yang muncul saat ini. Sementara rencana jangka panjang belum dipikirkan.
"Perencanaan memang kurang jauh, jadi sering kejar tayang," katanya dalam Acara Sinkronisasi Perencanaan Strategis 2015-2019 dalam Rangka Pencapaian Sasaran Kebijakan Energi Nasional di Jakarta, Kamis (12/3/2015).
Dia mencontohkan persoalan infrastruktur minyak dan gas bumi. Selama ini ada dua persoalan krusial terkait hilirisasi migas dan infrastruktur distribusi.
Menurutnya, puluhan tahun pemerintah melupakan pembangunan infrastruktur. Bahkan, ketika Indonesia masih surplus minyak tidak membangun infrastruktur seperti kilang dan pipa.
Ketika saat ini sebagian besar kebutuhan bahan bakar minyak dipenuhi dari impor, Indonesia mengalami dua kali pukulan. Pukulan pertama karena negara harus mengimpor, pukulan kedua karena infrastruktur belum tersedia.
Berdasarkan pengakuan PT Pertamina (Persero), tuturnya, jaringan distribusi BBM di Indonesia merupakan yang paling rumit di dunia. "Kita terlambat sekali menata supply chain dan pipanisasi," tegasnya.
Padahal, menurut Sudirman, Indonesia memiliki ahli-ahli mumpuni yang mampu membuat perencanaan jangka panjang. Jika pemerintah serius, maka perencanaan akan mudah dibuat. []