Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SULTAN HB X: Pelabuhan Tanjung Adikarto Butuh Anggaran Rp300 Miliar

Penyelesaian Pelabuhan Tanjung Adikarto Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, membutuhkan anggaran Rp300 miliar, kata Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X /Antara
Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X /Antara

Bisnis.com, KULON PROGO - Penyelesaian Pelabuhan Tanjung Adikarto Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, membutuhkan anggaran Rp300 miliar, kata Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

"Saya kira, tahun ini, Pelabuhan Tanjung Adikarto belum bisa beroperasi karena penyelesaiannya membutuhkan anggaran Rp300 miliar," kata Sultan di Kulon Progo, Rabu (11/3/2015).

Menurut Sultan, Pelabuhan Tanjung Adikarto dapat diselesaikan dengan 2 tahun anggaran, mulai dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten. "Yang penting bagi saya, tahun ini ada anggaran untuk pengerukan arus pelayaran. Begitu selesai dikeruk, difungsikan untuk kapal-kapal di atas 20 grosston," katanya.

Terkait perbaikan dan memperpanjang pemecah ombak, Sultan mengatakan akan dibangun sambil jalan, "Yang terpenting kapal nelayan sudah bisa beroperasi," katanya.

Ia juga mengatakan pemerintah kabupaten telah mengikutsertakan nelayan-nelayan lokal mengikuti pelatihan pengoperasian kapal besar di Cilacap, Jawa Tengah.

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengoperasikan kapal besar supaya hasil tangkapan meningkat. "Nelayan Kulon Progo dilatih di Cilacap dan Gunung Kidul," kata dia.

Sultan juga mengatakan dirinya pesimistis kawasan industri pesisir akan teralisasi di DIY. Saat ini, nelayan masih menggunakan kapal-kapal kecil dan hasil tangkapan ikan masih sedikit.

"Kalau itu belum. Bagaimana akan bicara kawasan industri ikan, kalau ikan yang ditangkap dengan kapal-kapal kecil," kata dia.

Sebelumnya, seorang nelayan Karangwuni Afandi mengatakan setiap tahunnya ada 2-3 kapal yang rusak karena membentur tripot Tanjung Adikarto yang ambles kelaut.

"Pemecah gelombang itu kunci utama sebuah pelabuhan. Pembangunan pemecah ombak ini dilakukan secara bertahap, sehingga tripot-tripot yang tertata ambles diterjang ombak. Kami berharap, pemecah ombak segera diselesaikan karena membayakan keselamatan nelayan," kata Afandi.

Menurut dia, pengerukan pasir di muara Sungai Serang kurang bermanfaat bagi nelayan. Selama pemecah ombak tidak diselesaikan, pasir dari laut dan sungai akan terus menumpuk.

"Hal yang terpenting adalah penyelesaian pemecah ombak. Selain menumpuk pasir, muara Tanjung Adikarto banyak berserakan batu-batu," katanya. []


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper