Bisnis,com, JAKARTA - Garuda Indonesia berupaya memprioritaskan destinasi di Indonesia Timur, karena potensinya besar tetapi menantang.
"Rata-rata landasan pesawat di beberapa daerah cukup pendek hanya 1.800 meter. Hal ini membuat kami tak bisa menerbangkan pesawat besar ke sana. Untuk itu, kami membangun penghubung [hubs] dari pusat ke Timur di Bali dan Makassar," ujar Direktur Niaga PT Garuda Indonesia (persero) di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Selasa (10/3/2015).
Dua hub tersebut, lanjutnya, menjadi tempat transit bagi turis yang akan berkunjung ke destinasi wisata bahari misalnya NTB, NTT, Maluku, Sulawesi Utara, dan Papua. Perusahaan pelat merah tersebut menambah pesawat jenis ATR72-600 dan CRJ1000 NextGen masing-masing sebanyak 3 buah.
Adapun, total armada milik Garuda Indonesia saat ini berjumlah 150 buah pesawat.
"Penambahan armada juga sejalan dengan destinasi wisata. Jika tahun lalu Garuda Indonesia menyediakan 37 tujuan penerbangan ke Indonesia Timur, tahun ini kami akan menambahnya menjadi 39 tujuan. Adapun, target destinasi wisata ke kawasan timur pada 2020 mencapai 56 tujuan," paparnya.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata Arief Yahya menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 4 juta kunjungan di sektor wisata bahari dengan nilai devisa mencapai US$4 miliar hingga 2019.
Jumlah kunjungan wisman ke destinasi bahari di Nusantara saat ini berjumlah 1 juta kunjungan dengan nilai devisa mencapai US$1 miliar.