Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pariwisata Arief Yahya menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 4 juta di sektor wisata bahari.
Pasalnya, potensi destinasi lautan di Indonesia sangat besar, tetapi belum tergarap secara maksimal.
"Jumlah kunjungan wisman ke wisata bahari hingga 2014 mencapai 1 juta kunjungan. Pada tahun ini, targetnya kami tingkatkan menjadi 1,3 kunjungan. Kami akan genjot program dan perbaikan infrastruktur agar bisa menjaring 4 juta kunjungan turis asing hingga 5 tahun mendatang," ujarnya disela-sela acara Seminar Peningkatan Konektivitas Pulau-Pulau di Indonesia untuk Pengembangan Wisata Bahari di Jakarta, Selasa (10/3).
Dia menuturkan pemerintah akan membangun 25 kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) wisata bahari. Pada tahap awal, Kemenpar dan kementerian terkait menyiapkan 8 KSPN wisata bahari a.l. Weh (DI Aceh), Ujung Kulon-Tanjung Lesung (Jawa Barat), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Karimun Jawa (Jawa Tengah), Nusa Penida (Bali), Gili Tramena (LOmbok), dan Wakatobi (Sulawesi Utara), Banda Neira (Kep. Maluku), dan Raja Ampat (Papua).
Selain itu, lanjut Arief, pemerintah akan menambah 100 marina, 10 pelabuhan kapal pesiar (cruise port) yang dapat menampung 800 call, serta 45 destinasi selam (diving sites). Setidaknya 25 diving sites dan 10 marina yang memungkinkan 1.500 kapal untuk bersandar, dan 460 call untuk cruise port dapat selesai dibangun pada akhir 2015.
"Jika semua infrastruktur telah terbangun sempurna, kami memproyeksikan devisa negara dari wisata bahari mampu menembus nilai US$4 miliar pada 2015. Rata-rata kontribusi devisa dari sektor wisata lautan saat ini baru mencapai US$1 miliar," ujarnya.
Kendati nilai devisa dari sektor wisata bahari terbilang cukup besar, nilai tersebut masih rendah jika dibandingkan devisa yang dihasilkan negara tetangga. Sebagai contoh, Queensland, Australia dengan panjang pantai 2.100 km meraup pendapatan dari pariwisata bahari US$3 miliar pada 2012.
Adapun total penghasilan dari lautan Negeri Jiran mencapai 40% atau setara dengan US$8 miliar pada 2014.
Berkaca dari hal ini, Arief meminta semua pemangku kepentingan (stakeholders) untuk memprioritaskan pariwisata bahari sebagai program utama yang ditawarkan ke pasar luar negeri.
"Kita berhasil membukukan US$4,3 miliar dari pameran Internationale Tourism Bourse (ITB) di Berlin. Sebagian besar buyer sangat tertarik mengunjungi pantai dan diving sites Indonesia. Kami akan membidik turis dari Eropa, Tiongkok, dan Jepang."