Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Ciputra Hanoi International City Dikebut

Ciputra Group akan mengebut pengerjaan superblok Ciputra Hanoi International City di Vietnam dalam dua tahun ke depan. Tak tangung-tanggung, perusahaan membenamkan dana US$220 juta.
Bisnis.com, JAKARTA--Ciputra Group akan mengebut pengerjaan superblok Ciputra Hanoi International City di Vietnam dalam dua tahun ke depan. Tak tangung-tanggung, perusahaan membenamkan dana US$220 juta.
 
Presiden Direktur PT Ciputra Residence Budiarsa Sastrawinata mengatakan dana tersebut dikucurkan untuk membangun pusat perbelanjaan, perkantoran, hotel dan fasilitas penunjang. Adapun pengembangannya dibagi dalam dua tahap yaitu pada tahun ini dan tahun depan.
 
Tahun ini kami mulai pembangunan Ciputra Hanoi Mall seluas 110.000 m2 setinggi empat lantai, Club House dan Ballroom. Dana yang dibutuhkan untuk tiga proyek itu menelan US$150 juta, katanya saat ditemui Bisnis di kantornya di Jakarta, baru-baru ini.
 
Sementara itu, sisa dana sekitar US$70 juta diperuntukkan bagi pengembangan menara perkantoran dan hotel pada tahun depan.
 
Budiarsa menambahkan, perusahaan tidak terburu-buru menambah jumlah properti komersial seperti perkantoran. Pihaknya baru berencana menambah satu menara saja setinggi 25 lantai dengan investasi US$30 juta. Target yang dijaring dari perkantoran sistem sewa ini adalah perusahaan multinasional yang berkantor cabang di Hanoi.
 
Akan ada banyak perusahaan asing yang menyasar Hanoi. Kota ini ibarat Beijingnya China, ujarnya.
 
Untuk itu, harga sewa perkantoran akan dibuat sekompetitif mungkin. Ciputra Group telah merancang harga sewa sekitar US$25-30/m2/bulan.
 
Sementara itu, untuk pembangunan hotel pada tahun depan, perusahaan menggaet Novotel sebagai operator. Operator hotel dibawah Accor Group itu akan mengoperasikan menara hotel 20 lantai dengan jumlah 250 kamar dengan standar bintang 4. Adapun perusahaan menganggarkan dana sekitar US$40 juta.
 
Pembangunan Novotel Hotel Ciputra ditargetkan untuk para pelancong. Pasalnya lokasi Ciputra Hanoi International City berdekatan dengan Bandar Udara No Bai.
 
Menambahi, Direktur Ciputra Residende Agussurja Widjaja menuturkan proyek superblok berluaskan 301 ha tersebut sempat mandeg beberapa tahun belakangan ini. Oleh karena itu, perusahaan akan kembali menyemarakkan pembangunan di Hanoi pada tahun ini.
 
Ekonomi di Vietnam mulai membaik. Selain itu, cycle properti juga sedang bagus pada tahun ini. Jadi kami berani ekspansi lagi, katanya saat ditemui di kesempatan yang sama.
 
Agus menjelaskan, perputaran bisnis properti di Vietnam sempat memburuk pada 2012. Kondisi tersebut berlanjut hingga 2014 lalu. Tahun ini diklaim sebagai titik penyembuhan pasar properti di Vietnam.
 
Ciputra Hanoi International City, tuturnya, saat ini telah dikembangkan sekitar sepertiga atau 100 ha dari total luasan area. Sejak dimulainya pembangunan tahap awal pada 2003 lalu, proyek pertama Ciputra Group di luar negeri ini telah dikembangkan 1.000 hunian menengah-atas dan 11 menara apartemen tipikal 20 lantai.
 
Kami fokus dulu di sini [Hanoi]. Satu-satu dulu dikerjakan., ujarnya.
 
Proyek Ciputra International lainnya seperti di Phnom-Penh di Kamboja dan Shenyang di China juga akan digarap menunggu waktu yang tepat.
 
BELUM ADA RENCANA EKSPANSI KE NEGARA LAIN
 
Saat ini Ciputra Group belum berencana merambah negera lain selain tiga negera itu. Bahkan Ciputra Interntional di Polandia pun kami batalkan, katanya.
 
Sebelumnya, hal tersebut juga diungkapkan Pendiri Ciputra Group, Ciputra kepada Bisnis. Dia menyatakan akan menyetop ekspansinya di luar negeri hingga kurun waktu yang belum ditentukan.
 
Dia menilai empat proyek yang telah dibangunnya sudah cukup. Kini pihaknya akan kembali lagi fokus kepada pembangunan di dalam negeri.
 
Sekarang sudah ada empat. Dua proyek di China, satu di Kamboja dan satu di Vietnam. Sementara itu dulu, kami belum ada rencana ekspansi kemana-mana, katanya.
 
Dia menambahkan saat ini kondisi properti di Indonesia sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan China, Vietnam, Kamboja dan Singapura. Menurutnya, harga tanah di China sudah naik terlalu banyak. Pun dengan harga tanah di Singapura yang sekarang sudah 10 kali lipat dibandingkan dengan harga tanah di Indonesia.
 
 
 
 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper